Hobi Traveling dan Menulis, Lakukan Ini Saat Ramadan
Memiliki hobi menjadi penyemangat saat seseorang sedang suntuk atau penat dengan aktivitas yang dilakukan berulang. Hal itu biasa terjadi di dunia kerja.
Saat kembali menekuni hobi, energi seseorang pun bisa pulih kembali. Dengan begitu, sebaiknya seseorang tidak meninggalkan hobi karena sibuknya bekerja. Atau mungkin bisa saja mengganti dengan hobi baru.
Dunia kerja menjadikan seseorang mengenyampingkan hobi. Seharian sibuk kerja, membuatnya lelah untuk melakukan aktivitas. Belum lagi jarak rumah dengan kantor terpaut jauh. Rasanya, ketika sampai rumah, hanya ingin rebahan saja.
Nah, lalu bagaimana buat yang suka traveling dan menulis? Rasanya kedua hobi akan sulit ditekuni jika tidak memiliki manajemen waktu yang baik.
Sebagai salah satu makhluk bumi yang memiliki kedua hobi tersebut, aku sendiri sedikit keteteran. Apalagi puasa, rasanya ingin di rumah saja dan jika bisa menerapkan kerja work home home (WFH).
Untuk tetap bisa menekuni traveling dan menulis, cara yang dapat dilakukan yakni ngabuburit tipis-tipis ke setiap pasar ramadan yang ada disekitar tempat tinggal kita atau yang masih bisa dijangkau. Dengan begitu, kita bisa melihat aktivitas jual beli, membandingkan kondisi di lapangan, harga, dan lain sebagainya.
Dari beberapa tempat yang didatangi, secara tidak langsung kita bisa mereview pasar ramadan mana yang pas dengan selera kantong kita, kebersihan, lokasi dan waktu, serta lainnya. Apakah di pasar A menjual kue tradisional sama dengan di pasar B? Adakah jajanan masa kecil yang membuat kita bernostalgia? Dan masih banyak lagi.
Cara selanjutnya yakni mengunjungi taman kota. Pastinya setiap daerah memiliki taman kota. Di sana akan ada ciri khas dari taman kota yang dikunjungi. Mesku terkadang kebanyakan arena bermain anak. Namun, setidaknya dari sana bisa belajar apakah taman kota di kota kita sudah ramah anak?
Adakah keunggulan taman kota a dengan kota b. Atau mungkin yang pernah keluar daerah, bisa membandingkan dengan taman kota asalnya. Saran dan kritik kemudian disampaikan kepada pemerintah melalui media sosial misalnya.
Kemudian, mengunjungi bisa mengunjungi museum. Lalu, cagar budaya. Dan yang paling penting saat ramadan mengunjungi masjid-masjid. Selain untuk melakukan ibadah, dengan mengunjungi bisa menjadi lebih bersyukur bertemu dengan orang baru apalagi jika saat datang ke rumah Allah tepat waktu salat. Sehingga, bisa mendengar ceramah.
Dari beberapa tips traveling tipis-tipis yang bisa dilakukan saat ramadan, bisa dijadikan bahan tulisan. Lalu, dikembangkan menjadi ide menarik. Percaya atau tidak, setiap tempat yang kita kunjungi pasti memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri. Jadi, kalau bukan kita siapa lagi yang bakal menyalurkan hobi traveling ini menjadi sebuah tulisan.
Kompasiana dalam hal ini mendukung dna menjembati sekali karena telah mengfasilitasi dalam hal menyalurkan tulisan. Belum lagi, bisa embed youtube maupun instagram. Ini adalah hal mahal namun bisa didapatkan secara cuma-cuma asal mau menulis.
Belum lagi, banyak ajang yang bisa diikuti oleh kompasianer. Mulai dari event, giveaway, topik, dan lainnya. Secara tidak langsung, membuat seseorang menjadi lebih kreative dan bertukar ide.
Satu lagi dariku, jika merasa mager melakukan traveling ada cara gampang dan mudah namun harus mengorbankan waktu. Apakah itu? Ya, menonton film maupun drama.
Dari film yang telah ditonton, kita bisa merasakan rasanya menjadi pemain. Apalagi jika yang ditonton berkaitan dengan alam. Berasa sedang liburan bukan?
Itulah hal yang kadang kulakukan jika mager keluar. Cara jitu nya menonton film, drakor dominan. Jalan cerita yang semakin menarik membuat kita tenggelam menikmati alur film. Dari situ bisa dijadikan resensi. Lagi-lagi berkaitan dengan menulis.