KOMENTAR
RAMADAN Pilihan

Tips Mengelola Keuangan Selama Ramadan

19 Maret 2024   10:00 Diperbarui: 19 Maret 2024   10:07 248 5


Pada umumnya saat Bulan Ramadan dan puncaknya pada Lebaran, pengeluaran membengkak. Lho padahal kita berpuasa, seharusnya lebih hemat dong. Tetapi yang benar, hampir setiap keluarga merasa bahwa pengeluaran saat bulan Ramadan lebih besar bila dibandingkan bulan-bulan lainya.

Kira-kira apa penyebabnya?

1. Menu berbeda (lebih mewah) dan ada tambahan dana untuk membeli takjil (kolak), teh, atau minuman lain seperti timun suri, blewah, es buah, es kelapa, dll.

2. Saat menjelang Lebaran, belanja busana baru dan perlengkapan lainnya. Apalagi ada godaan promo / diskon Lebaran.

3. Menjelang Lebaran membeli kue kering untuk sajian tamu di rumah.

4. Beaya transportasi untuk mudik, baik dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api, bus, maupun kendaraan pribadi.

5. Saat Lebaran masak ketupat, opor, sambal goreng, dan masakan lain.

Nah, setelah mengetahui penyebabnya. Kuncinya adalah buatlah perencanaan, tepatnya financial plan.

Bila kita sudah terbiasa membuat financial plan pada bulan-bulan sebelum Ramadan. Tinggal menyesuaikan saja antara pos pendapatan dengan pos pengeluaran. Karena tanpa finansial plan dikawatirkan kita akan lupa daratan, sehingga besar pasak daripada tiang. Itulah sebabnya pegadaian selalu ramai saat menjelang Lebaran, dan sekarang ada juga pinjol yang mudah memberikan pinjaman dengan syarat hanya memiliki ponsel dan KTP..

Cara membuat penyesuaian finansial plan.

Pos pendapatan,  pasti sua kali upah, karena ditambah THR (Tunjangan Hari Raya). Yang agak sulit adalah membuat penyesuaian bila Lebaran berada ditengah-tengah bulan gajian. Kita harus menyisihkan sebagian upah untuk beaya akhir bulan. Setelah itu berikutnya berlangsung rutin seperti biasa.

Pada pos pengeluaran, biasanya sudah ada pos untuk makan minum, transportasi, pakaian, pendidikan, cicilan rutin, tagihan rutin, beaya lain-lain, dan beaya tak terduga. Untuk yang bergaji besar, baru bisa menambahkan investasi.

Nah, pos yang tetap biasanya cicilan rutin, tagihan rutin,  pendidikan, dan beaya tak terduga.

Sedangkan pos makan minum, pakaian, transportasi, dan beaya lain-lain, boleh disesuaikan. Namun sebaiknya tetap menganut konsep keseimbangan, sehingga menghindari hutang / pinjaman. Supaya memiliki finansial yang sehat, harus memaksakan untuk seimbang. Ini bukannya pelit lho, tapi supaya kita tetap memiliki kondisi keuangan yang sehat.

Lakukan revisi demi revisi, tentunya dengan menggunakan skala prioritas. Bila anggaran untuk makan minum terlalu tinggi, tentu harus memangkas menu buka puasa & sahur serta Lebaran. Bila pos pakaian terlalu besar, prioritaskan untuk anak-anak saja, yang lain bisa pintar-pintar mengatur ootd dari Busana lama. Bila pos transportasi terlalu besar, minta pengertian untuk baru bisa mudik Lebaran tahun depan atau bisa mengambil dari pos tabungan.

Setelah banyak melakukan penyesuaian hingga tercapai keseimbangan. Inilah yang disebut finansial sehat selama bulan Ramadan.

Memang cukup sulit pada awalnya. Pengaruh gengsi, kebiasaan, kebutuhan,  harus bisa ditepis guna mendapatkan prinsip finansial yang sehat. Semoga bermanfaat.

KEMBALI KE ARTIKEL


Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Laporkan Konten
Laporkan Akun