KOMENTAR
RAMADAN Pilihan

Suasana Buka Puasa Bersama di Jerman

6 April 2024   17:38 Diperbarui: 6 April 2024   19:36 377 5


Berpuasa di negara non Muslim, tentu terasa berat. Karena disana jarang orang yang menjalankan ibadah puasa, sangat sedikit orang yang menjalankan ibadah puasa.

Belum lagi karena perbedaan waktu secara geografis, Lama berpuasa paling cepat 15 jam. Yang bergeser terus hingga makin lama mencapai 19 jam. Jadi, beda waktu antara salat tarawih dengan waktu sahur pernah hanya sekitar 2 jam, sehingga kita kekurangan waktu untuk beristirahat. Untunglah hawa atau cuaca di Jerman tidak sepanas daerah tropis, sehingga patut bersyukur sangat mudah menahan haus. Memang dibutuhkan niat yang kuat untuk menyelesaikan ibadah puasa di sana.

Untuk berbuka puasa bersama, biasa dilakukan seminggu sekali. Di rumah yang cukup luas, maupun di rumah sempit dengan menggelar tikar.

Makanan minuman tidak semuanya disediakan oleh tuan rumah, melainkan dibawa oleh ibu-ibu yang mempunyai hobi memasak secara potluck. Biasanya mereka nenyediakan makanan Indonesia. Misal tuan rumah menyediakan opor, peserta lain ada yang membawa rendang, bakso, dan lainnya. Lalu ada juga yang membawa takjil, seperti kolak, bubur, dan sebagainya.

Acara buka bersama terbuka untuk siapapun, tidak hanya diaspora orang Indonesia, baik Muslim maupun non Muslim. Sehingga hadir pula orang Jerman, Belanda, Maroko, dan Pakistan.

Susunan acaranya biasanya tadarus, kultum (kuliah tujuh menit), sholat magrib, makan bersama, pengumuman, sholat isya, lalu tarawih.

Sehingga mereka sangat senang bila mendapat kunjungan ustad dari Indonesia yang ditugaskan safari keliling Jerman.

Karena di Bonn tidak ada masjid, untuk tarawih dilakukan di rumah-rumah penganut agama Islam. Dengan pengaturan pria di depan, perempuan di belakang. Atau di kamar-kamar.

Tarawih di Jerman biasanya lebih singkat, sekitar setengah dari jumlah rakaat di Indonesia, hanya sekitar 11 rakaat.

Ustad bisa memimpin sholat, memberikan kultum, dan memimpin tarawih.

Bila makanan berlebih, peserta gantian membawa pulang dengan operasi kantong plastik, atau dengan rantang yang semula mereka bawa dengan isi makanan yang berbeda, agar tidak merepotkan tuan rumah.

Demikian serunya buka puasa bersama di Jerman, yang dikisahkan oleh mbak Siti Aisyah dari Bonn, melalui webinar Koteka Talk 172.

KEMBALI KE ARTIKEL


Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Laporkan Konten
Laporkan Akun