Frugal Ramadan: Memaknai Syukur di Bulan Suci
Frugal Ramadan juga mencakup usaha untuk mengatasi kebiasaan pemborosan dalam membeli makanan ataupun mempersiapkan baju lebaran yang sebetulnya bukan suatu kewajiban untuk dijadikan ritual tahunan. Padahal masih ada koleksi baju di lemari yang bisa dipadu padankan untuk digunakan saat lebaran.
Menjadi lebih sadar akan pengeluaran dan mengidentifikasi area di mana kita dapat lebih hemat memberikan keleluasaan untuk meningkatkan amal dan sedekah. Mengurangi pemborosan menciptakan ruang untuk lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar memiliki nilai dalam kehidupan kita.
Konsentrasi pada Ibadah
Dengan meminimalisir gangguan dari kehidupan materialistik, konsep frugal living memungkinkan kita untuk lebih berkonsentrasi pada ibadah selama Ramadan.
Kualitas ibadah yang meningkat membawa kita lebih dekat kepada Allah dan memperkuat rasa syukur atas kesempatan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Ibadah yang dimaksud bukan hanya puasa, sholat, tadarus saja, tetapi bekerja dengan baik dan tetap fokus dengan kewajiban kita di kantor juga menjadi nilai ibadah tersendiri.
Frugal Ramadan bukan sekadar tentang hemat uang, tetapi lebih pada memperkaya makna ibadah, kebersyukuran, dan kepedulian sosial. Dengan merangkul gaya hidup sederhana, kita tidak hanya meraih keberkahan dalam beribadah, tetapi juga meresapi nilai-nilai kehidupan yang lebih mendalam.
Dalam kesederhanaan itulah kita menemukan makna sejati bersyukur, memaknai Ramadan dengan lebih mendalam, dan menciptakan perubahan positif dalam hidup kita serta masyarakat sekitar.
Content Competition Selengkapnya
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Ketemu di Ramadan hadir kembali. Selain sebagai ajang buka puasa bersama Kompasianer, ada hal seru yang berbeda dari tahun sebelumnya. Penasaran? Tunggu informasi selengkapnya!