Kang Didin
Kang Didin Jurnalis

MENULIS SEDIKIT NGAWUR SELEPAS MUNGKIN

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Masjid dan Mushola Harus Selalu Ramai Anak-anak

24 Maret 2023   14:39 Diperbarui: 24 Maret 2023   14:41 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid dan Mushola Harus Selalu Ramai Anak-anak
Masjid dan Mushola Harus Selalu Ramai Anak-anak (Dokpri)

Alhamdulillah malam kedua Ramadhan mushola -mushola masih penuh dan memebludak. Berkah Ramadhan. Sudah tertanam sejak kecil bahwa malam-malam Ramadhan harus meriah dan hidup. Pahalanya berlipat ganda. Kebaikannya berlimpah ruah. Allah membuka pintu rahmat dan sorga dengan luas serta mengikat syetan-syetan selama Ramadhan. Bagi siapa, bagi orang beriman yang mau melaksanakan ibadah puasa.

Maka Al Badar malam kedua ini pun penuh. Orang tua, dewasa, dan anak-anak tarawih di Al Badar. Sementara Sebagian remaja memilih untuk tarawih Bersama guru ngaji di rumah. Masih babak penyisihan sehingga mushola-mushola masih penuh. Kelihatanya sama dimana-mana. Kalua baru malam kedua masjid dan mushola masih full jamaahnya.

Alhamdulillah di Al Badar banyak orang tua yang mengajak anak balitanya ikut jamaah. Sudah menjadi kearifan Bersama, yang sudah tua dan dewasa makmuman paling depan. Pertengahan adalah anak-anak dan belakang adalah remaja dan orang tua yang membawa anak. Sudah tradisi.

Pada saat sholat dilaksanakan beberapa anak kecil balita berlarian dan bercanda. Berjalan diantara shaf-shaf sholat. Suara tawa gaduh. Maklum Namanya anak-anak. Ada pula yang duduk disamping ayahnya atau ibunya.

Dua anak perempuan berlarian di shaf belakang perempuan. Mereka tampak cantik dengan mukena anak-anak. Bersih. Sesekali mereka bertemu dan kemudian saling tertawa. Berlairan lagi. Sangat menyenangkan.

Pun di jamaah pria. Beberapa anak tampak duduk kecapekan setelah melewati rokaat ke sepuluh sholat tarawih. Sesekali mereka bertanya kepada temannya ini rokaat keberapa. Segera dijawab oleg sesame anak-anak juga.

Begitu sampai rokaat terakhir sholat witir. Anak-anak masih riang gembira. Sementara yang sudah duduk di bangku SD ikut sholat witir. Dan begitu rangkaian tarawih selesai, segera mereka mengeluarkan buku kegiatan bulan Ramadhan. Beserta bolpennya.

Usai berdoa dan segera mengerumuni sang imam untuk meminta tanda tangan dari imam sholat tarawih. Alhamdulillah. Saya secara pribadi sangat bersyukur. Banyaknya anak-anaka dan remaja artinya ramainya mushola masih akan terleihara. Merekalah yang akan meneruskan meramaikan masjid dan mushola dimasa yang akan datang.

Anak-anak dan remaja adalah masa depan. Kelak mereka juga yang akan mengisi malam-malam Ramadhan. Generasi masa depan. Ramainya anak-anak di malam Ramadhan di mushola adalah petanda baik. Bahwa di masa yang akan datang aka nada yang menggantikan peran menjadi imam, bilal, tadarus dan menghidupkan malam Ramadhan.

Jadi masih melarang anak-anak ramai di masjid dan mushola ? saran saya sih jangan marah. Harus ada masjid dan mushola ramah anak. Supaya masa depan ramainya mushola terpelihara selamanya.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun