Ruth Lana Monika
Ruth Lana Monika Wiraswasta

Penulis lahir di Jakarta. Seorang ibu rumah tangga yang sedang berusaha kembali mengasah talenta menulis dan belajar blogging.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Berproses Bersama Menanamkan Ajaran Agama

2 Mei 2021   06:31 Diperbarui: 2 Mei 2021   06:45 6323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berproses Bersama Menanamkan Ajaran Agama
kaltengtoday.com

Pada umumnya agama merupakan suatu kepercayaan yang bersifat spiritual dan dipegang oleh setiap manusia. Spiritual ini berkaitan erat dengan Sang Pencipta, maka dapat dikatakan agama merupakan sebuah fondasi hidup bagi setiap manusia. Fondasi ini yang menjadi bekal hidup setiap manusia dengan menerapkan ajaran positif yang telah diterimanya. 

Ajaran positif ini berupa sifat bijak dalam bersikap, menghargai orang lain, bahkan belajar menghargai diri sendiri dan kehidupan secara keseluruhan. Sehingga ajaran dari setiap agama dapat mencegah umatnya untuk tidak melakukan perbuatan di luar batasan. Oleh sebab itu, pendidikan agama sebaiknya diberikan kepada anak sejak dini. 

Dasar pendidikan agama inilah yang menjadi fondasi bagi anak untuk membangun karakter positif. Sehingga dengan belajar dan memahami ajaran agama, maka nilai-nilai kebaikan akan mulai dipupuk sedari dini. Dengan demikian, anak dapat mempunyai fondasi atau pegangan hidup yang jelas untuk melindungi diri ketika mereka beranjak dewasa. 

Bagi orang tua yang beragama Islam dalam menerapkan atau memberikan pendidikan keagamaan pada anak dapat dimulai sedari mengajarinya sholat dan mengenalkannya untuk belajar mengaji.  Sholat sendiri merupakan ibadah wajib dan paling utama bagi umat Islam. Langkah ini dapat mulai dilakukan sejak dini atau sebelum mereka mencapai usia baligh, yakni sekitar 4-10 tahun.

Saya pribadi saat ini masih dalam tahap membantu dan mendukung keponakan-keponakan untuk berproses belajar mengenal ajaran pendidikan agama sejak dini. Hal ini dikarenakan mengajari anak suatu hal termasuk kewajiban beribadah sejak kecil cenderung lebih mudah tertanam dalam jiwa mereka. Langkah-langkah yang orang tua mereka dan saya terapkan adalah sebagai berikut:

Pertama, menanamkan pengetahuan mengenai Allah. Kami menanamkan pemahaman mengenai eksistensi Allah akan kehidupan manusia dengan cara bercerita tentang berbagai peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, misalnya anak diajak untuk melihat keindahan bunga. 

Melalui observasi keberagaman keindahan bunga ini kami mengenalkan bahwa Allah Maha Pencipta dan Pemelihara semesta, termasuk dirinya sebagai manusia. Selain itu, memperkenalkan mereka akan pentingnya menjalin hubungan yang erat dengan Allah karena sejatinya manusia hidup dari belas kasih-Nya. 

Dengan demikian, cerita-cerita tersebut akan menanamkan kepercayaan dan cinta anak pada Allah di hati mereka. Langkah ini dapat mulai ditanamkan sejak mereka berusia 2 tahun. 

Kedua, menanamkan fungsi ibadah. Anak perlu memahami fungsi dari mereka menjalankan ibadah. Hal ini dilakukan dengan cara anak diberikan penjelasan secara teori mengenai pentingnya ibadah sholat dan mengaji, misalnya anak dijelaskan dasar dari kewajiban melaksanakan ibadah ini dan konsekuensi yang akan didapat apabila ditinggalkan. 

Penggunaan bahasa dan intonasi suara secara lembut dengan kalimat yang mudah dipahami anak serta tidak menakut-nakuti akan membuat mereka memahami secara asih, bahwa ini merupakan kewajiban ibadah yang menyenangkan dan memberi kedamaian. Langkah ini dapat mulai ditanamkan sejak mereka berusia 4 tahun. 

Ketiga, memberikan stimulus secara berkesinambungan. Stimulus ini dapat diberikan kepada anak dengan menggunakan media permainan edukasi belajar sholat dan mengaji. Melalui permainan edukasi ini anak dirangsang untuk belajar dalam suasana yang menyenangkan. Sehingga anak dapat menikmati proses belajar ini dengan nyaman dan tanpa menimbulkan perasaan terpaksa di hati mereka. 

Selain itu, orang tua dapat menjadi contoh nyata bagi anak dalam menjalankan ibadah sholat dan mengaji. Hal ini dikarenakan setiap anak akan membutuhkan contoh konkret yang dapat mereka lihat setiap hari. 

Dengan demikian mereka dapat mengikuti semua hal yang dilakukan oleh orang tuanya, termasuk dalam hal melaksanakan ibadah sholat secara disiplin. Karena pada dasarnya, anak sangat senang untuk menirukan beragam hal yang dilakukan oleh orang tuanya. Menjadi contoh konkret bagi anak dapat dilakukan dengan mengajak anak melakukan sholat berjamaah dan mengajari anak mengaji.

Keempat, bersepakat untuk menjalankan ibadah bersama sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan bersama. Agar anak dapat disiplin dan konsisten dalam melaksanakan sholat, maka anak dibuatkan jadwal sholat. Jadwal sholat dibuat dalam bentuk visual yang menarik perhatian anak agar mereka lebih bersemangat. Jadwal ini dapat dibentuk seperti kalender centang sholat yang perlu anak isi. 

Jika anak dapat menjalankan jadwal sholat maka kalender sholat akan diberikan tanda centang serta anak akan diberikan pujian dan hadiah sebagai upaya pemberian penghargaan atas usaha yang telah mereka lakukan. Sedangkan dalam belajar mengaji anak dapat diajak untuk menentukan waktu yang akan disepakati bersama sehingga anak akan merasa ikut terlibat dalam menentukan proses belajar mereka sendiri. 

Selain mengajarkan ibadah sholat dan mengaji, di saat bulan Ramadan ini anak dapat diajak untuk ikut belajar berpuasa. Momen ini dapat digunakan orang tua untuk mengajari anak tentang ibadah berpuasa. Anak dapat diminta untuk ikut melaksanakan sahur dan berpuasa hingga azan Zuhur. Saat azan Zuhur anak dapat berbuka puasa dengan makan dan minum, kemudian setelah selesai mereka diminta untuk kembali berpuasa hingga azan Magrib tiba. 

Pada saat akan berbuka puasa anak dapat turut dilibatkan untuk membuat minuman dan takjil bersama sehingga tumbuh rasa semangat di hati anak. Anak juga dapat diminta untuk mengikuti kegiatan mengaji bersama dengan teman-temannya di masjid. Kebersamaan dengan teman-temannya membantu anak menumbuhkan semangat untuk memperdalam ajaran agama.

Selamat menanamkan ajaran ibadah kepada si kecil, ayah dan bunda!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun