Seorang mahasiswa aktif di Yogyakarta yang suka sekali menulis hal-hal terkait kehidupan sosial di yogyakarta dengan berbagai permasalahan yang ada, serta sesuatu yang menarik seperti trend saat ini.
Menerapkan Diet Sampah Selama Ramadhan: Lebih Hemat dan Ramah Lingkungan
Nggak kerasa udah masuk hari ke-14 Ramadhan! Gimana kabarnya? Semoga semua dalam keadaan sehat dan penuh semangat. Ramadhan itu memang bulan yang penuh berkah, bukan cuma untuk ibadah, tapi juga untuk refleksi diri dan mempererat hubungan dengan keluarga. Tapi, ada satu hal yang sering terlupakan, nih: sampah! Iya, meski kita lagi sibuk beribadah dan berpuasa, kadang-kadang kita lupa kalau Ramadhan juga bisa jadi momen untuk lebih peduli dengan lingkungan.
Setiap tahun, selama Ramadhan, sampah, terutama sampah makanan dan plastik, meningkat drastis. Kita sering banget melihat sisa makanan berlebih, kemasan plastik dari takjil atau minuman, yang akhirnya berakhir di tempat pembuangan sampah. Nah, di tengah semangat ibadah, kenapa nggak coba untuk menerapkan "diet sampah" selama Ramadhan? Ini bukan cuma bisa menghemat uang, tapi juga membantu bumi kita tetap sehat.
Penerapan "diet sampah" ini bisa dimulai dari hal-hal sederhana, kayak mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memanfaatkan bahan makanan seefisien mungkin, atau lebih bijak dalam membeli takjil supaya nggak ada yang terbuang. Jadi, selain memperbanyak ibadah, kita juga bisa menjaga kebersihan bumi, kan?
Jika kalian tahu, ternyata puasa itu nggak cuma soal menahan lapar dan haus lo, tapi juga punya dampak besar buat lingkungan, lho! Selama Ramadhan, volume sampah di Indonesia meningkat tajam. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), limbah makanan bisa naik 10-20% dibandingkan bulan biasa. Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan kita yang sering masak atau beli makanan lebih banyak daripada yang bisa dimakan buat berbuka. Sayangnya, banyak makanan ini yang akhirnya terbuang begitu saja, padahal itu bisa dihindari.
Selain itu, kebiasaan berburu takjil juga jadi masalah. Makanan dan minuman takjil sering dikemas pakai plastik sekali pakai, seperti kantong plastik, styrofoam, atau botol plastik. Akibatnya, sampah plastik yang susah terurai ini menumpuk di tempat pembuangan sampah dan mencemari lingkungan untuk waktu yang lama.
Nah, ternyata sampah makanan ini nggak cuma berakhir sebagai tumpukan sampah, lho. Kalau makanan terbuang dan membusuk di tempat pembuangan sampah, ia menghasilkan gas metana yang bisa memperburuk pemanasan global. Di sisi lain, sampah plastik mencemari tanah dan air, dan lebih parahnya lagi, membahayakan kehidupan satwa liar. Menurut laporan dari World Wildlife Fund (WWF), lebih dari 1 juta hewan laut mati setiap tahun karena sampah plastik.
Jadi, gimana caranya kita bisa ngurangin sampah selama Ramadhan? Salah satu solusinya adalah dengan menerapkan "diet sampah". Konsep ini sebenarnya simpel banget, yaitu mengurangi produksi sampah lewat perubahan kebiasaan kita sehari-hari, terutama dalam hal konsumsi makanan dan penggunaan plastik sekali pakai. Dengan diet sampah, kita bisa lebih bijak dalam membeli dan mengonsumsi makanan, jadi nggak ada yang terbuang sia-sia. Selain itu, kita juga bisa lebih hemat pengeluaran rumah tangga! Jadi, selain beribadah, kita juga ikut menjaga bumi tetap sehat, kan?
Pasti kalian penasaran kan, gimana caranya supaya nggak cuma ibadah yang lancar, tapi juga lingkungan tetap terjaga selama Ramadhan? Nah, daripada makin penasaran, yuk simak langkah-langkah gampang yang bisa kalian coba buat menerapkan diet sampah selama Ramadhan!
Salah satu penyebab utama pemborosan makanan adalah kurangnya perencanaan. Coba deh, sebelum Ramadhan dimulai, buat daftar menu sahur dan berbuka selama sebulan penuh. Dengan merencanakan menu, kita bisa beli bahan makanan sesuai kebutuhan dan mengurangi sisa makanan yang terbuang. Hal ini juga membantu kita untuk hidup lebih sederhana dan berkelanjutan selama Ramadhan.
- Pilih Makanan Lokal
Makanan lokal biasanya lebih segar dan nggak perlu perjalanan jauh untuk sampai ke kita. Pilih bahan makanan yang musiman dan dari sekitar kita, jadi bisa mengurangi jejak karbon. Selain itu, memilih produk lokal juga mendukung perekonomian di sekitar kita. - Bawa Wadah Sendiri Saat Beli Takjil
Nggak bisa dipungkiri, berburu takjil itu tradisi yang seru banget saat Ramadhan. Tapi, coba deh mulai bawa wadah sendiri saat beli takjil atau minuman segar. Ini bisa mengurangi sampah plastik sekali pakai, seperti kantong plastik atau botol. Langkah kecil seperti ini punya dampak besar bagi lingkungan. - Manfaatkan Sisa Makanan
Kalau ada sisa makanan, jangan langsung dibuang! Simpan di lemari pendingin buat dimakan lagi, atau lebih baik lagi, bagikan ke orang yang membutuhkan. Ini adalah tindakan mulia yang juga bisa mengurangi pemborosan makanan. - Kurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai
Selain bawa wadah sendiri, coba deh ganti kantong plastik dengan tas belanja kain saat berbelanja. Pilih produk dengan kemasan minimal atau tanpa kemasan kalau bisa. Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai adalah langkah kecil yang bisa memberi dampak besar bagi lingkungan. - Pisahkan Sampah Organik dan Anorganik
Saat Ramadhan, jangan lupa pisahkan sampah organik (seperti sisa makanan) dan anorganik (seperti plastik). Sampah organik bisa dijadikan kompos buat tanaman, sementara sampah anorganik bisa didaur ulang. Langkah ini juga dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir. - Mengapa Diet Sampah Itu Penting?
Nggak cuma buat lingkungan, diet sampah juga punya banyak manfaat positif buat kita:
- Menghemat Pengeluaran: Dengan merencanakan makanan dan menghindari pemborosan, pengeluaran bisa lebih hemat.
- Mengurangi Dampak Lingkungan: Kita bantu jaga kelestarian alam dan kurangi emisi gas rumah kaca.
- Meningkatkan Kesadaran Sosial: Berbagi makanan juga jadi bentuk kepedulian sosial yang sejalan dengan nilai-nilai Islam.
- Menumbuhkan Kebiasaan Baik: Diet sampah ngajarin kita untuk hidup lebih sederhana dan bijaksana dalam mengelola sumber daya.
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY TOPIC
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025