Linda Tri Astuti
Linda Tri Astuti Mahasiswa

Seorang mahasiswa aktif di Yogyakarta yang suka menulis hal-hal terkait kehidupan sosial di yogyakarta dengan berbagai permasalahan yang ada, serta sesuatu yang menarik seperti trend saat ini.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Kisah Inspiratif Meli: Harapan Terakhir yang Mengangkat Derajat Keluarga di Desa

19 Maret 2025   19:46 Diperbarui: 23 Maret 2025   11:01 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Inspiratif Meli: Harapan Terakhir yang Mengangkat Derajat Keluarga di Desa
Potret Perpisahan SMA, Sumber Dokumentasi Pribadi

“Anak bungsu, harapan terakhir.” Begitulah pandangan keluarga tentang Meli. Jadi anak terakhir, Meli sadar banget kalau impian yang dia kejar bukan cuma buat dirinya, tapi juga beban keluarga yang harus dia bawa. 

Dari desa kecil di Yogyakarta, Meli nunjukin kalau asal-usul bukan halangan buat ngejar mimpi. Dia nggak cuma berjuang buat dirinya, tapi juga buat angkat keluarga dari keterbatasan.

Meli lahir dan tumbuh di desa sederhana di pedalaman Yogyakarta. Ayahnya kerja sebagai buruh tani, sementara ibunya jualan makanan kecil di pasar. Hidup mereka ya gitu deh, penuh perjuangan. 

Setiap hari mereka kerja keras buat ngejar kebutuhan hidup. Meski serba terbatas, orang tua Meli selalu bilang kalau pendidikan itu kunci. Bagi mereka, pendidikan adalah satu-satunya cara anak-anaknya bisa keluar dari kemiskinan dan hidup lebih baik.

Sejak kecil, Meli sering denger cerita tentang kedua kakaknya yang harus berhenti sekolah karena nggak ada biaya. Cerita itu bikin Meli sadar kalau hidupnya bisa jadi nggak jauh beda kalau dia nggak berusaha lebih keras.

Meli punya mimpi besar dan tekad kuat buat ngejar apa yang dulu dianggap mustahil. Dia nggak mau nasib yang sama terjadi ke dirinya. Menurut Meli, pendidikan itu jalan keluar dari kesulitan dan ketidakadilan yang ada di sekitarnya.

Pendidikan jadi motivasi utama dalam hidupnya. Meli ngerasa kalau dia bisa mengubah nasib keluarganya lewat pendidikan. 

Lihat orang tuanya yang kerja keras tanpa keluhan, makin bikin Meli yakin kalau dia nggak boleh nyerah dan harus terus berusaha. Dia tahu impian ini bukan cuma untuk dirinya, tapi juga untuk keluarga yang udah berkorban banyak buat dirinya.

Setelah lulus SMA, Meli mutusin buat lanjut kuliah. Tapi biaya kuliah jadi masalah besar. Teman-temannya banyak yang dari keluarga mampu, sementara Meli harus berjuang sendiri. Tapi dia nggak nyerah. Meli cari-cari peluang beasiswa dan kerja paruh waktu buat bantu biaya kuliah.

“Saya sering denger orang bilang pendidikan itu mahal, tapi saya selalu percaya kalau pendidikan itu jalan keluar dari kemiskinan. Karena itu, saya terus berusaha mencari cara untuk melanjutkan pendidikan,” kata Meli suatu kali ke temannya. Itu sih cerminan semangat juang yang nggak kenal lelah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

25 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG

Kasih Bocoran Outfit Lebaran

blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 23 
26 Mar 2025

MYSTERY CHALLENGE

Instagram Reels
Reportase Kondisi Pasar Jelang Lebaran

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 24
27 Mar 2025

Cerita Mudik

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 25
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun