Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤
Selain Bentuk Ibadah, Begini Puasa dari Sisi Ilmiah yang Kamu Harus Tahu
Bagaimana kondisi kesehatanmu sampai hari ini? Masih kuat menjalankan puasa -bagi yang menjalankan-?
Tidak terasa sudah hampir satu bulan kita menjalankan ibadah puasa. Sudah berkurang berat badannya atau malah bertambah? Menjadi tidak makan dan minum selama puasa, ternyata tidak selamanya membuat kita jadi 'langsing', yang banyak terjadi malah sebaliknya. Padahal puasa adalah waktu di mana kita bisa belajar mengendalikan diri termasuk dalam mengendalikan makanan yang kita asup, mengajarkan kita untuk menjadi lebih sehat.
Ya, bukan hanya dari katanya, soal dampak kesehatan berpuasa ini sudah banyak yang membuktikan lewat penelitian. Bukan penelitian yang abal-abal, tetapi penelitian yang dilakukan melalui serangkaian metode yang bisa dipertanggungjawabkan.
Penelitian ini juga sudah dipublikasikan secara internasional, yang berarti dapat menjadi referensi bacaan dan tak dipungkiri juga melahirkan penelitian selanjutnya. Berikut adalah beberapa penelitian yang sudah dilakukan agar semangat berpuasamu bisa lebih-lebih lagi.
Dampak Puasa yang Bisa Mengubah Komposisi Tubuhmu
Sebuah penelitian yang telah dipublikasikan di "Journal of Human Nutrition and Dietetics" mencoba menghubungkan puasa Ramadan dengan komposisi tubuh dan berat badan. Dalam penelitian yang dilakukan di Iran ini, peneliti menggunakan 240 subjek dewasa (berusia 17-80 tahun) yang berpuasa setidaknya selama 20 hari.
Data yang dikumpulkan berupa berat badan, tinggi badan, lingkar pinggang lingkar pinggul, Indeks Massa Tubuh (IMT) dan komposisi tubuh (berupa massa lemak, massa bukan lemak (fat free mass) dan presentase lemak tubuh). Selain itu, energi dan asupan makronutrien juga dihitung menggunakan 3 hari- FFQ (Food Frequency Questionnaire) antara sebelum (seminggu sebelum puasa) dan selama Ramadan.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini menunjukan bahwa hampir disebagian besar subjek mengalami penurunan berat badan dan IMT yang signifikan, terutama pada subjek laki-laki. Hal yang serupa juga terjadi pada massa lemak. Penurunan yang terjadi pada massa lemak berkisar antara 2,3 sampai 4,3 persen, tetapi tidak terlalu signifikan pada wanita usia 36-70 tahun. Tidak jauh berbeda dengan lingkar pinggang dan pinggul yang tidak terlalu signifikan juga pada wanita usia 36-70 tahun.
Massa bebas lemak diketahui menurun di semua subjek. Penurunan persentase lemak yang signifikan hanya terjadi pada subjek laki-laki. Untuk asupan, tidak ada perbedaan antara sebelum dan selama puasa. Hanya saja, asupan protein pada laki-laki menurun selama puasa. Kedepannya penelitian mengenai asupan makan selama bulan Ramadan dibutuhkan, karena dalam penelitian ini besar sampel yang digunakan termasuk kecil/sedikit.
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa puasa ramadan berkontribusi dalam penurunan berat badan dan pengurangan massa bebas lemak. Perubahan komposisi tubuh selama puasa bervariasi, tergantung dari usia dan jenis kelamin. Lebih lengkapnya, jurnal bisa unduh disini.
Menarik nggak? Ternyata puasa dampaknya bisa berbeda antar wanita dan laki-laki, antara yang muda dan tua.