I am the ordinary mom, love Kids, Playing, sometimes writing bout me & Kids activity and homeschooling. visit my blog at https://www.herlyaa.com/
Peringatan Kebangkitan Nasional Bukan Hanya tentang Menikmati Manisnya Si Bangkit
Hari kebangkitan Nasional yang selalu diperingati setiap tanggal 20 Mei, idealnya memberikan pemahaman kepada rakyat Indonesia dalam mengingat perjuangan masa lampau, terus berjuang di masa kini, dan memelihara semangat perjuangan di masa depan.
Masa lampau atau sejarah merupakan saksi dan guru kehidupan. Perannya sebagai penggembleng jiwa manusia untuk menjadi semakin kuat, belajar dari pengalaman masa lampau bagaimana kita seharusnya bersikap untuk hari ini hingga di masa depan.
Belajar artinya bersikap kritis, tidak hanya menjadi memori simbolik. Masih dapatkah kisah pergerakan organisasi Budi Utomo relevan di jalankan pada hari ini? Bagian mana dari peristiwa Kebangkitan Nasional tersebut perlu dimaknai?
Kebangkitan Nasional yang sering dihubungkan dengan lahirnya organisasi pergerakan Budi Utomo 20 Mei 1908, dijadikan sumber inspirasi perjuangan dan persatuan bangsa secara terorganisir dalam mendidik masyarakat membina persatuan bangsa, mengantarkan bangsa Indonesia ke pintu gerbang kemerdekaan. Pengorbanan jiwa raga para tokoh penting tersebut diasingkan, dipenjara, dipersulit dalam setiap langkahnya namun tidak menyurutkan perjuangan, patriotisme dan rasa nasionalisme dengan keihklasan demi bangsa Indonesia.
Sejarah Kebangkitan Nasional
Benarkah Budi Utomo merupakan organisasi pelopor kebangkitan nasional? Pertanyaan yang bisa jadi muncul ketika menoleh sejarah nyatanya sebelum era lahirnya organisasi tersebut, telah muncul lebih dahulu berbagai partai politik di Indonesia yaitu Indische Partij. Sarekat Dagang Islam yang didirikan oleh Haji Samanhudi, diikuti Muhammadiyah, dan Asuransi Jiwa Bersama.
Dari kenyataan tersebut, kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari Boedi Oetomo namun diawali Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Solo. Tujuan dari perkumpulan ini adalah untuk menghimpun para pedagang Islam dapat menandingi dominasi pedagang Tionghoa, hingga perkembangannya menjadi organisasi pergerakan tahun 1906 menjaid Sarekat Islam agar organisasi ini bukan hanya bergerak dalam bidang ekonomi, namun juga bidang lain seperti politik.
Lalu mengapa justru Budi Utomo yang menjadi tonggak dari kebangkitan nasional Indonesia?
Budi Utomo dianggap sebagai organisasi pertama yang tidak berdasarkan agama dan kedaerahan. Sebagai penyatu para pemuda bangsa yang memiliki perasaan yang sama dalam merasakan penderitaan ekonomi, termasuk kemanusiaan hingga mereka bangkit bersatu dan berjuang bersama melawan penjajah.
Budi Utomo didirikan oleh Dr. Soetomo dan para mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesomo dan Soeraji digagaskan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo pada tanggal 20 Mei 1908.
Dalam perkembangannya, saat itu Douwes Dekker seorang Indo-Belanda yang pro perjuangan bangsa Indonesia, mewujudkan politik dalam pengaruhnya menyatakan tanah air Indonesia memberikan pemahaman bahwa perkumpulan tersebut bukan hanya untuk orang Jawa, namun bersifat politik dan terbuka tanpa terkecuali.
Tanah air api udara (Indonesia) adalah diatas segalanya - Douwes Dekker
Tokoh Awal Berdirinya Budi Utomo
Orang-orang dibalik berdirinya Budi Utomo merupakan pelopor hingga Budi Utomo dikenang hingga saat ini.
1. Soetomo lahir pada tanggal 30 Juli 1888 di Desa Ngepeh, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Pelajar STOVIA mengenal Soetomo sebagai pribadi cerdas, baik dan disiplin, sehingga gagasannya untuk mendirikan perkumpulan Boedi Oetomo mendapat dukungan dari mayoritas pelajar STOVIA.
2. Raden Angka Prodjosoedirdjo menamatkan sekolahnya di STOVIA pada 1912 dengan predikat cum laude. Sebagai dokter pemerintah, ia ditugaskan di berbagai tempat dan ditunjuk sebagai Bendahara Budi Utomo
3. Raden Mas Goembrek lahir 21 Juni 1885. Ia bekas dokter pemerintah, tinggal di Jogjakarta. Dalam kepengurusan Boedi Oetomo Cabang Betawi, Goembrek duduk sebagai Komisaris (Pembantu Umum).
4. Goenawan Mangoenkoesoemo adalah tokoh Boedi Oetomo yang paling awal meninggal dunia, pada 1929. Posisinya di Boedi Oetomo sebagai Sekretaris II.
5. Mochammad Saleh ikut mendirikan Boedi Oetomo. Meski memang cara penulisan nama tokoh satu ini cukup beragam, versi resmi dari keluarga adalah Dr. Mochammad Saleh bin Sastrodikromo. Di STOVIA, Mochammad Saleh mendapatkan diploma Ind.Arts tahun 1911. Ketika Partai Indonesia Raya (Parindra) dibentuk sebagai hasil fusi PBI, Boedi Oetomo dan beberapa partai lain, ia aktif sebagai Penulis II.
6. Mohammad Soeleiman dikenang oleh Soetomo sebagai kawan berotak encer tapi pemalas, sekaligus aktif berorganisasi. Soeleiman merupakan Wakil Ketua Boedi Oetomo Cabang Betawi.
7. Soeradji bersama Soetomo untuk kali pertama bertemu dr. Wahidin Soediro Hoesodo di Jakarta pada tahun 1907---pertemuan bersejarah yang kemudian menginspirasi pembentukan Boedi Oetomo. Tahun 1916 ia kembali ke Yogyakarta da ditempatkan di Wonogiri sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten. Di tempat ini dr. Soeradji berhasil memberantas penyakit frambusia dan busung lapar.
8. M. Soewarno setelah lulus dari STOVIA melanjutkan pendidikan kedokteran di Belanda. Dalam pendirian organisasi Boedi Oetomo, dalam kepengurusan dipercaya sebagai komisaris
9. Gondo Soewarno lahir di Boyolali, Jawa Tengah pada tahun 1887. Soewarno dikenal sebagai pelajar STOVIA yang pendiam dan mahir menulis dalam bahasa Belanda. Dalam pendirian Budi Utomo, dipercaya sebagai Sekretaris I
Momentum Kebangkitan Indonesia melawan Pendemik
Jika sejarah menyatakan kebersamaan, perjuangan dan persatuan para pemuda dalam mendobrak perlawanan penjajahan di masa itu. Bagaimana dengan saat ini?
Bukan hal yang baru bahwa pendemik Covid19 menyerang seluruh dunia. Sudah tiga bulan kenyataan bahwa Indonesia melakukan banyak usaha melawan Pendemik ini secara bersama. Namun tidak dipungkiri #dirumahaja memberi banyak efek negatif yang tidak sedikit bagi perekonomian dibalik perjuangan memutus rantai penyebaran pendemik ini selain rasa jenuh dan ketidakpastian kapan pendemik ini berakhir.
Sama halnya dengan perjuangan di masa lalu. Apakah semuanya tiba-tiba dapat dengan mudah dapat menentukan berakhirnya penjajahan? Tidak juga bisa diprediksi hingga semua elemen bersatu padu bangkit bersama dan berjuang bersama. Bukan hanya satu dua orang saja meskipun pada awalnya dipelopori oleh beberapa orang.
Tim medis termasuk yang menjadi pejuang garda depan di saat ini, namun semuanya tidak akan terselesaikan jika hanya mereka yang bergerak. Bangkitnya kesadaran bersama semoga dapat membuat kita sadar bahwa persatuan melawan penjajah 'pendemik Covid19' saat ini adalah hal yang sangat penting.
Filosofis Manisnya Kue Bangkit
Ada yang kenal dengan kue bangkit? Kue yang berasal dari riau ini rasanya manis dan lumer seketika di mulut begitu saat dinikmati.
Kue bangkit merupakan salah satu kue yang dapat dinikmati saat lebaran Idul Fitri. Bentuknya yang mungil berwarna putih disebut kue bangkit karena saat dikeluarkan dari oven kue ini akan mengembang dua kali lipat dari ukuran sebelumnya. Meskipun teksturnya yang halus dan cenderung rapuh saat kena air liur masih terasa renyah di mulut.
Berbahan sagu, telur, santan dan beberapa bahan lainnya justru membuat kue bangkit menjadi semakin istimewa.
Begitupun dalam sebuah perjuangan, tanpa bersatunya semua elemen, semuanya akan terasa sia-sia. Persatuan kita semua dalam memutus rantai Covid19 dengan tetap menjaga jarak, mematuhi protokol kesehatan, bahkan menghentikan kegiatan kerumuman yang beresiko, membangkitkan semangat dua kali bahkan lebih para pejuang di garda depan untuk berbuat lebih baik hingga pendemik ini berakhir, Insyaa Allah.
Semoga saja Peringatan Kebangkitan Nasional pada hari ini memaknai kita semua akan manisnya hasil perjuangan jika kita semua bersatu pada saatnya nanti bukan hanya sekedar merasakan manisnya kue bangkit di saat lebaran sebentar lagi.