Alumni Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta, melanjutkan S1 di LIPIA Jakarta dan S2 di UII Yogyakarta
Mari Nikmati, Malam Ini adalah "Lailatul Juhani"
Oleh : Ma'ruf Amari, Lc. M.Si.
Abdullah bin Unais Al-Juhani atau yang juga disebut Abu Yahya, berasal dari Juhainah. Dia merupakan salah satu dari tujuhpuluh sahabat Anshar yang menghadiri peristiwa Bai'ah Aqabah, tidak ikut perang Badar, namun mengikuti perang Uhud, Khandaq dan peperangan lain sesudahnya.
Rasulullah saw pernah mengutusnya seorang diri sebagai pasukan mata-mata. Dia diutus ke Khalid bin Nabih Al-Anbari, lalu dia bunuh, dia juga pernah bertanya kepada Nbi tentang Lailatul Qadr. Jabir bin Abdullah pernah berkunjung kepadanya dan mendengar darinya hadits "Qishash". (Al-Mazi, Tahdzibul Kamal juz 14 hal 315)
Jabir bin Abdullah pernah melakukan perjalanan sebulan untuk mendapatkan hadits darinya (Abdullah Al-Juhani), sebagaimana dinyatakan dalam kitab Tahdzbut Tahdzib juz 5 hal 150. Dia melaksanakan shalat dengan dua qiblat dan juga pernah pergi ke Afrika (Tahdzibut Tahdzib).
Abdullah Al-Juhani meninggal di Syam tahun 80 H seperti yang dikatakan oleh Abu Sa'id bin Yunus, ada yang mengatakan meninggal pada zaman khalifah Utsman tahun 54 H. (Al-Mazi, Tahdzibul Kamal juz 14 hal 315)
Dalam satra Arab ada yang namanya "Matsal" atau perumpamaan, yaitu peristiwa yang terjadi yang serupa dengan peristiwa jauh sebelumnya yang terkenal. Seperti matsal yang berbunyi "Jadaha Juwainun min sawiqi ghairihi". Juwainun adalah seseorang yang banyak memberi tetapi dari barang milik orang lain. Matsal seperti ini dikatakan untuk orang yang perbuatannya sepeti Juwainun di atas.
Lailatul Juhaini, adalah malam yang pernah dilalui oleh Juhaini. Karena malam yang dilalui oleh Juhaini ini memliki keistimewaan kemudian menjadi masyhur di masyarakat Madinah.
Cerita lengkap tentang Lailatul Juhani ini terdapat dalam beberapa riwayat. Abdullah bin Unais tinggal jauh dari masjid Nabawi (Muwaththa' no 12), di perkampungan Badui di sebelah barat kota Madinah tepatnya di "Wath'ah" (Mirqatul Mafatih juz 4 hal 1443) .
Dia memiliki keinginannya yang sangat kuat untuk bisa bermalam Lailatul Qadr di Masjid Nabawi lalu mendatangi Nabi saw dan menanyakan malam apa yang dipilihkan supaya dia bisa turun ke masjid Nabawi.
Dalam riwayat hasan oleh Ahmad no 160456 dia bertanya: kapan kami mencari lailatul mubarakah ini? Hal ini ditanyakan selain jaraknya yang jauh dan kalau mereka bawa serta keluarga akan merepotkan dan kalau keluarga ditinggal maka itu menelantarkan mereka (At-Tamhid juz 21 hal 212).