Lulusan S1 Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember. Pernah bekerja di perusahaan eksploitasi kayu hutan (logging operation) di Sampit (Kalimantan Tengah) dan Jakarta, Projek Asian Development Bank (ADB) pendampingan petani karet di Kuala Kurun (Kalimantan Tengah), PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) Surabaya. Sekarang berwirausaha kecil-kecilan di rumah. E-mail : mawansidarta@yahoo.co.id atau mawansidarta01@gmail.com https://www.youtube.com/channel/UCW6t_nUm2OIfGuP8dfGDIAg https://www.instagram.com/mawansidarta https://www.facebook.com/mawan.sidarta https://twitter.com/MawanSidarta1
Masjid Gumeno, Pusara Giri, dan Pasar Bandeng Gresik Jadi Lokasi Wisata "Recomended" Saat Ramadan
Dengan menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan, apalagi kini sedang memasuki 10 hari kedua dimana Allah menjanjikan siapa yang ihlas menjalankan puasa akan diganjar maghfirah (ampunan) bukan berarti segala aktivitas (positif) kita akan terhenti gegara stamina kita loyo alias mengendur. Tidak ya gaes (guys) en (and) gel (girl). Semua masih tetap bisa kita lakukan seperti sebelumnya.
Berwisata misalnya, kenapa tidak? Bulan suci Ramadan memang menjadi salah satu momen berharga untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah Sang Khalik. Alangkah baiknya bila berwisata bukan saja menjadikan stamina tubuh (fisik / jasmani) dan pikiran kita fresh (segar) kembali melainkan juga bisa merefresh kembali hati (rohani) kita yang mungkin saja menjadi kusut akibat rutinitas duniawi yang begitu membelenggu itu.
Sebagai bumi wali, Kota Gresik di Jawa Timur merupakan salah satu tempat yang recomended untuk mengisi acara wisata di bulan Ramadan kali ini. Ada banyak kompleks pusara waliyullah (sunan) dan para keturunannya yang tidak pernah sepi oleh kunjungan para peziarah atau petualang wisata religi.
Belum lagi cerita atau kisah bernuansa mistis yang menyertai para pejuang Islam tadi semasa hidupnya. Ada pula adat istiadat (tradisi) unik berkenaan dengan kehidupan para wali kala itu yang hingga sekarang masih tetap lestari, dipelihara oleh masyarakat Gresik selama berabad-abad lamanya.
Masjid Sunan Dalem, Gumeno (Bungah) -- Gresik
Pada setiap malam 23 Ramadan di lingkungan Masjid Jamik Sunan Dalem selalu digelar acara berbuka puasa bersama. Acara buka puasa bersama ini biasanya dihadiri oleh para pejabat Gresik, pemuka masyarakat (tokoh) Desa Gumeno, warga desa, jamaah masjid, pengunjung dari daerah dan luar daerah Gresik bahkan pengunjung dari manca negara tak ketinggalan serta insan pers dari media arus utama dan online.
Acara buka puasa di Masjid Gumeno, Bungah -- Gresik itu menjadi semakin unik dan mengundang perhatian masyarakat luas karena menu berbukanya juga spesial yaitu kuliner kolak ayam atau sanggring yang merupakan warisan Sunan Dalem. Nah masyarakat setempat kemudian mempopulerkan tradisi berbuka puasa bersama itu dengan sebutan sanggringan.
Masjid Jamik Sunan Dalem sendiri merupakan masjid yang didirikan oleh Sunan Dalem putra Sunan Giri. Beberapa bagian dari masjid hingga kini masih tetap dipertahankan seperti aslinya sejak didirikan oleh sang sunan, antara lain : kolam tempat berwudhu para santri yang berada di samping masjid, cungkup masjid dan mimbar tempat khatib berkotbah.
Artikel terkait:
Klik Sini
Malem selawean (malam 25 Ramadan) di kompleks makam Sunan Giri
Seperti yang diajarkan Rasulullah Muhammad SAW bahwa pada 10 hari terakhir bulan suci Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak dan meningkatkan amal ibadah karena pada tahap itu Allah akan membebaskan hambanya yang ihlas berpuasa dari sengatan api neraka (itkum minannar).
Dan pada 10 hari terakhir itu terutama pada malam-malam ganjil, Allah akan menurunkan Lailatul Qodar.
Untuk mengamalkan ajaran Rasulullah SAW tadi maka umat Islam di dunia tak terkecuali yang ada di Kota Gresik, Indonesia saling berlomba-lomba meningkatkan amal ibadah untuk mendapatkan malam yang lebih mulia dari 1000 bulan itu. Antara lain dengan rajin mendirikan sholat malam, berdzikir, tadarus, i'tikaf dalam masjid, istighfar dan amal kebaikan lainnya.
Sebagian umat Islam Gresik menyambut datangnya Lailatul Qodar itu dengan berdoa dan bermunajad bersama (istigosah) di kompleks pemakaman Sunan Giri. Acara berdoa bersama ini sudah menjadi tradisi rutin setiap malam 25 Ramadan (malem selawean).
Mengapa acara dipusatkan di kompleks pusara Sunan Giri? Tak lain karena sang sunan merupakan sosok yang bukan saja menjadi Aulia panutan (anggota wali songo / sembilan) melainkan juga berjasa mensyiarkan Islam di Gresik dan Indonesia pada umumnya.
Artikel terkait :
Pasar Bandeng Gresik
Kota Gresik yang selama ini dikenal sebagai bumi wali ternyata juga kondang dengan usaha pertambakan rakyat. Beberapa jenis ikan menjadi komoditas yang sering diusahakan oleh petambak di Gresik namun ikan bandenglah yang mendapatkan perhatian penuh.
Secara historis, sejak masa sunan-sunan dulu (Sunan Guri dan Sunan Prapen), ikan bandeng sudah menjadi suguhan bahkan hadiah favorit untuk para santri sunan yang akan kembali ke daerah asalnya untuk berlebaran di kampung halaman masing-masing bersama anggota keluarga terkasih.
Secara turun temurun kebiasaan sang sunan tadi diikuti oleh masyarakat Gresik dan masih tetap terpelihara hingga sekarang. Untuk mengenang jasa sang sunan dan melestarikan ajarannya maka masyarakat Gresik pada setiap malam 27 dan 29 Ramadan menggelar festival (kontes) ikan bandeng yang biasanya dipusatkan di kawasan Jalan Samanhudi Gresik.
Ikan bandeng dari berbagai kolam tambak di Gresik dan beberapa kota pantura lainnya seperti Lamongan dan Tuban juga Sidoarjo ditawarkan di pasar itu. Harga dan ukurannya sangat beragam.
Puncak acara pasar bandeng biasanya digelar kontes. Ikan bandeng berkualitas bagus dan yang paling beratlah yang menjadi pemenangnya. Dari kontes bandeng itu para pengunjung bisa menyaksikan bahwa 1 ekor ikan bandeng beratnya bisa mencapai 15 kilogram harganya pun mencapai ratusan ribu rupiah bahkan jutaan.
Artikel terkait.