Hijrah Menuju Kesempurnaan: Menyusun Target Ramadan 1445 H
Pagi itu, ketika jarum jam menunjukkan pukul 03.00 WIB, alarm di meja samping tempat tidur Ali berbunyi dengan riuh. Matanya terbuka pelan, dan dengan gerakan malas ia meraih handphone untuk mematikannya.
Namun, pikirannya tiba-tiba teringat pada janjinya sendiri untuk bangun lebih awal di bulan Ramadan ini. Dengan tekad yang kuat, Ali bangkit dari tempat tidurnya.
Setelah mengambil wudhu dengan hati-hati, Ali duduk di sajadahnya. Shalat tahajud menjadi rutinitas yang tak terpisahkan baginya di bulan suci ini.
Dalam sujudnya, ia memohon kepada Sang Pencipta agar memberikan kekuatan dan petunjuk dalam menjalani aktivitasnya pada bulan Ramadan dan bulan-bulan lainnya.
Ketika adzan subuh berkumandang, Ali segera menunaikan shalat subuh di Masjid Agung yang terletak beberapa langkah dari kosannya.
Udara pagi yang sejuk membelai wajahnya saat ia berjalan menuju Masjid, membawa rasa kedamaian yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Setelah shalat subuh, Ali kembali ke kosannya dengan langkah-langkah ringan.
Di tengah perjalanan pulang, ia bertemu dengan Ahmad, seorang teman yang sudah lama ia kenal yang juga dari Masjid.
Percakapan-pun terjalin antara keduanya, membahas tentang semangat dan target di bulan Ramadan ini.
"Assalamualaikum, Ali. Bagaimana puasamu hari kedua ini?" sapa Ahmad ramah.