Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.
Ramadhan adalah Great Training dan Syawal adalah Continuous Improvement
Namun tidak demikian yang terjadi di masyarakat, fenomena yang terjadi justru sebaliknya. Syawal, seakan-akan bulan yang ditunggu-tunggu agar terlepas dari belenggu dan bebas melakukan kegiatan apa saja seperti sedia kala. Indikatornya yang sangat jelas, antara lain adanya perayaan Idul Fitri dengan pesta atau dengan kegiatan yang bertentangan dengan nilai-nilai ke-Islam-an, dibukanya kembali tempat-tempat hiburan yang sebulan sebelumnya ditutup.
Kemaksiatan seperti itu justru langsung ramai sejak hari petama bulan Syawal. Na'udzubillah! Lalu setelah itu, masjid-masjid akan kembali sepi dari jemaah shalat lima waktu. Lantunan ayat suci Al Quran juga tidak lagi terdengar. Umpatan, luapan emosional, dan kemarahan kembali membudaya. Bukankah ini seperti mengotori kain putih yang tadinya telah dicuci dengan bersih kembali penuh noda?
Dengan demikian, Idul Fitri dan Syawal sesungguhnya mengandung semangat peningkatan ibadah dan amal saleh. Oleh sebab itu, sayang rasanya apabila di antara kaum Muslim pasca-Ramadan, malah kembali melakukan dosa-dosa dan berpaling dari petunjuk Allah. Memang, pada dasarnya manusia tidak bisa lepas dari berbuat salah dan dosa. Tetapi, hendaknya kita berusaha untuk meminimalkannya agar tidak larut dalam hal tersebut.
Begitu pula, kesucian diri kita harus dijaga dan dipelihara sepanjang waktu, sesuai dengan prinsip istiqamah yang diajarkan oleh Islam. Jika kita ibaratkan pada perusahaan, artinya kita harus dapat kesucian yang diperoleh dari great training selama Ramadhan secara sustainable pada Syawal dengan continuous impprovement.
Sikap istiqamah dalam beribadah dan berbuat baik harus kita jaga sampai malaikat maut mencabut nyawa kita. Semakin hari, seharusnya kita semakin giat lagi dalam beribadah dan mendekatkan diri pada Allah SWT, karena usia kita tidak ada yang mengetahui, kecuali Allah SWT.
Wallahua'lam bisshowab.
Terus Semangat!!!
Tetap Semangat...