Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Citizen Scientist

Satu-satunya penulis sejak 2015 yang telah menghasilkan ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pelajaran Empati di Sekolah Denmark

14 Maret 2025   18:04 Diperbarui: 15 Maret 2025   07:00 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | SHUTTERSTOCK

Ada 5 negeri Skandinavia: Denmark, Finland, Iceland, Norway, Sweden. Semuanya negeri terbahagia menurut "World Happiness Report" (WHR) yang diterbitkan tiap tahun oleh UN SDSN. Sedangkan kebahagiaan Indonesia dinyatakan buruk, karena berada di posisi 80an dari tahun ke tahun di antara 150an negeri di dunia.

Kebahagiaan ini kata lain dari kesehatan mental yang baik. Jika rusak kesehatan mental, maka rusak pula kebahagiaan. Begitu juga sebaliknya.

Tentu ada banyak faktor yang membuat Denmark (dan semua negeri Skandinavia lainnya) berada di urutan atas dalam soal kebahagiaan. Sebagaimana disyaratkan oleh WHR, Skandinavia ini selalu unggul dalam 6 indikator ini:
1. GDP per capita (bukan GDP saja ya).
2. Social support.
3. Healthy life expectancy.
4. Freedom to make life choices.
5. Generosity.
6. The absence of corruption.

Ini yang seharusnya dikejar oleh Indonesia, jika mau cepat melesat maju. Bukan cuma mengejar indikator ekonomi saja, seperti angka pertumbuhan ekonomi di atas 5% atau besarnya angka GDP.

Namun di Denmark, semua sekolahnya memberikan pelajaran untuk menumbuhkan empathy selama 1 kali seminggu kepada siswanya yang berusia 6-16 tahun. 

Baca artikel mengenai itu pada link di bawah.
Empathy? In Denmark, They’re Learning It In School

Pelajaran untuk menumbuhkan empathy juga ada di negeri Skandinavia yang lain, namun dengan sebutan yang berbeda, seperti value-based education (Sweden), social and emotional learning (Norway), well-being and social cohesion (Finland) dan lainnya.

Empathy menurut neuroscience adalah sebuah hasil interaksi antar bebeberapa bagian otak yang penting. Interaksi ini dan beberapa bagian penting itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi otak sejak lahir, atau apa-apa yang terjadi di sekitar Anda atau terjadi pada diri Anda. Itu termasuk juga apa yang diajarkan kepada Anda sejak kecil (parenting) dan apa yang "diajarkan" oleh lingkungan Anda setiap hari.

Ada anak yang terlahir dengan memiliki ciri ASPD (Antisocial Personality Disorder). Parenting yang biasa tidak akan punya pengaruh pada anak seperti ini. Jika tidak ditangani secara khusus (parenting khusus), maka anak ini akan tumbuh dengan ciri ASPD atau sebutan populernya: sociopath, narcissist, psychopath.

Sedangkan sebagian besar anak akan lahir normal, namun akan dipengaruhi oleh apa yang terjadi di sekitarnya atau apa yang terjadi padanya sejak masih anak-anak, termasuk parenting yang diberikan. Sebagian kecil dari mereka akan tumbuh menjadi sociopath.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun