M.NASRULLOH MUHAJIR
M.NASRULLOH MUHAJIR Mahasiswa

Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Maksud Pengucapan Sholawat dan Nama Khulafaurrasyidin di Antara Sholat Tarawih

4 April 2024   08:55 Diperbarui: 4 April 2024   08:58 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maksud Pengucapan Sholawat dan Nama Khulafaurrasyidin di Antara Sholat Tarawih
sumber; pixels 

Setiap tahun, umat Muslim di seluruh dunia memasuki bulan Ramadan dengan hati yang penuh harap dan semangat untuk meningkatkan ibadah mereka. Salah satu ibadah yang sangat dihargai selama bulan suci ini adalah shalat tarawih. Namun, di tengah-tengah kegiatan yang menguras tenaga ini, terdapat momen  yang kerap ditanyakan apa kegunaannya yaitu: lantunan shalawat dan taradhdhi setelah salam.

Bukan sekadar serangkaian pengucapan saja, lantunan shalawat dan taradhdhi memiliki makna yang dalam dan fungsi yang signifikan. Selain sebagai doa yang mengalir dari hati, kedua lantunan ini juga memainkan peran penting dalam menghitung rakaat dan memberikan istirahat kepada jamaah shalat tarawih.

Pertama-tama, kita melihatnya sebagai waktu jeda yang sangat diperlukan. Dalam shalat tarawih yang mencakup dua puluh rakaat, setiap gerakan dan sujud membutuhkan energi yang besar. Lantunan shalawat dan taradhdhi memberikan momen istirahat yang sangat dibutuhkan, memungkinkan jamaah untuk mengumpulkan kembali kekuatan fisik dan spiritual mereka sebelum melanjutkan ibadah.

Namun, makna lantunan ini tidak hanya sebatas istirahat. Tetapi juga berfungsi sebagai penanda hitungan rakaat yang telah dilakukan. Dalam keheningan setelah salam, suara bilal yang memimpin lantunan shalawat dan taradhdhi memecah keheningan dan menandai peralihan dari satu set rakaat ke rakaat berikutnya. Ini bukan hanya mempermudah jamaah untuk mengingat jumlah rakaat yang telah mereka lakukan, tetapi juga membantu mereka untuk tetap fokus dan khusyuk dalam ibadah mereka.

Sebagian ulama menyatakan bahwa praktik ini bukan hanya sebuah tradisi, tetapi juga merupakan suatu kebaikan yang diakui. Tidak ada yang bertentangan dengan syariat dalam lantunan ini; mereka tidak mengubah tata laksana shalat, tetapi justru memberikan nilai tambah dalam ibadah. Melalui doa dan penghormatan kepada Nabi Muhammad dan para khalifah penggantinya, lantunan shalawat dan taradhdhi memperkaya pengalaman ibadah jamaah, meningkatkan kualitas spiritual, dan menguatkan ikatan komunitas.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun