MOH.FAHRI
MOH.FAHRI Mahasiswa

Mahasiswa ilmu komunikasi UIN Sunan kalijaga 20107030102

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menyiapkan Bingkisan Lebaran: Tradisi yang Mengingat Kehangatan dan Kebersamaan

2 April 2024   16:23 Diperbarui: 2 April 2024   16:26 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebaran, sebuah kata yang mampu membangkitkan getaran kehangatan di hati setiap individu yang merayakannya. Ia merupakan momen puncak dari bulan Ramadan, bulan suci umat Islam di mana umat Muslim menjalani ibadah puasa sebagai wujud pengorbanan dan pembersihan diri. Setelah berbulan-bulan menahan diri dari makan dan minum mulai dari terbit fajar hingga matahari terbenam, datanglah hari yang ditunggu-tunggu: Hari Raya Idul Fitri.

Lebaran bukan hanya tentang merayakan kemenangan dari tantangan diri dalam menahan lapar dan haus. Lebaran adalah tentang kebersamaan, kasih sayang, dan kehangatan dalam keluarga serta komunitas. Salah satu tradisi yang kental di Indonesia ketika Lebaran tiba adalah memberikan bingkisan kepada keluarga, kerabat, tetangga, bahkan kepada yang membutuhkan. Bingkisan Lebaran, atau yang sering disebut dengan sebutan "takjil" atau "santunan", memiliki makna yang dalam. Ini adalah simbol kebersamaan, solidaritas, dan kasih sayang.

Persiapan Bingkisan Lebaran: Antara Kesibukan dan Antusiasme

Persiapan bingkisan Lebaran tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ia membutuhkan perencanaan, waktu, dan tenaga. Sebagian orang bahkan sudah mulai merencanakan bingkisan Lebaran jauh sebelum Ramadan tiba. Mereka mempersiapkan daftar penerima, jenis makanan atau barang yang akan diberikan, serta anggaran yang dibutuhkan. Pada awal Ramadan, pasar tradisional maupun supermarket sudah mulai ramai dengan pembeli yang membeli bahan-bahan untuk diolah menjadi bingkisan Lebaran. Dari kue kering, makanan ringan, hingga paket sembako, semua dipilih dengan cermat untuk memastikan bingkisan yang diberikan memiliki nilai dan manfaat bagi penerimanya.

Tidak hanya soal memilih bahan baku, namun persiapan bingkisan Lebaran juga melibatkan keterampilan dalam mengolah makanan dan membuat kemasan yang menarik. Para ibu rumah tangga biasanya menjadi garda terdepan dalam proses ini. Mereka akan berbondong-bondong masuk ke dapur, menghabiskan berjam-jam untuk menghasilkan kue-kue kering yang enak dan menarik. Adonan aduhai dari kue nastar, putri salju, kastengel, hingga lidah kucing akan menguar di seantero rumah, menandakan bahwa Lebaran sudah semakin dekat.Tidak ketinggalan pula proses pengemasan yang menjadi bagian penting dari persiapan bingkisan Lebaran. Kotak-kotak hiasan berwarna-warni, kantong plastik transparan, hingga keranjang anyaman akan diisi dengan segala kebaikan yang telah dipersiapkan. Kreativitas dalam pengemasan menjadi kunci agar bingkisan Lebaran terlihat menarik dan istimewa bagi yang menerimanya.

Makna di Balik Bingkisan Lebaran

Bingkisan Lebaran bukanlah sekadar rangkaian kue kering dan sembako yang diberikan tanpa makna. Di balik setiap bingkisan yang diserahkan, terdapat nilai-nilai yang mendalam dan simbolis. Pertama-tama, bingkisan Lebaran adalah wujud dari kepedulian dan kebersamaan. Ketika seseorang memberikan bingkisan kepada orang lain, ia sebenarnya mengungkapkan rasa syukur dan kebahagiaan karena telah melalui bulan Ramadan dengan baik. Ia juga berbagi kebahagiaan tersebut kepada orang lain, terutama kepada mereka yang kurang mampu atau membutuhkan bantuan.

Kemudian, bingkisan Lebaran juga mengandung makna solidaritas. Di balik proses persiapan yang melelahkan, terdapat keinginan untuk memperkuat tali silaturahmi dan persaudaraan antar sesama. Tidak hanya kepada kerabat dekat, tetapi juga kepada tetangga, teman, bahkan orang yang belum dikenal sekalipun. Melalui bingkisan Lebaran, hubungan antar individu dan komunitas menjadi lebih erat dan harmonis.

Menghadapi Tantangan dalam Menyiapkan Bingkisan Lebaran

Meskipun proses menyiapkan bingkisan Lebaran penuh dengan kehangatan dan antusiasme, namun tidak bisa dipungkiri bahwa ada pula tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangan utama adalah soal anggaran. Memilih bahan baku yang berkualitas, mengemasnya dengan cantik, serta mengirimkannya kepada penerima membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Terutama bagi keluarga dengan anggaran terbatas, menyiapkan bingkisan Lebaran bisa menjadi beban tersendiri. Selain itu, kesibukan menjelang Lebaran juga menjadi tantangan tersendiri. Banyak orang yang harus berurusan dengan pekerjaan, urusan rumah tangga, hingga persiapan diri untuk merayakan Idul Fitri. Menyisihkan waktu untuk menyiapkan bingkisan Lebaran kadang menjadi hal yang sulit, terutama bagi mereka yang memiliki jadwal yang padat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun