Noto Susanto
Noto Susanto Dosen

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

4 Manfaat Uang Baru untuk Hari Lebaran

6 Mei 2021   23:28 Diperbarui: 7 Mei 2021   00:02 2230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
4 Manfaat Uang Baru untuk Hari Lebaran
"Photo alinea.id"


Tunjangan Hari Raya (THR) sudah diterima, baju lebaran sudah dibeli, sepertinya ada yang kurang lengkap jika belum nukar uang baru? Apakah Anda sama ingin melakukan penukaran uang baru, tentunya untuk melengkapi di hari kemenangan dengan uang baru tersebut.

Uang baru merupakan uang yang belum digunakan oleh orang lain atau belum terjadi proses transaksi jual beli baik barang, benda, kebutuhan, dan tanda bukti pembayaran dengan menggunakan uang. Lebih sederhananya uangnya yang masih mulus dan belum dipegang oleh orang banyak.

Penukaran uang baru terkadang mengalami kesulitan karena kehabisan atau antri terlalu lama atau bisa juga didapatkan penukaran dipinggir jalan tentunya dengan menggunakan tarif dari jumlah uang yang Anda tukar seperti apabila menukar uang Rp.100.000 makan harus membayar 110.000 kepada orang yang menyediakan penukaran baru tersebut.

Uang baru menjadi kesempatan menjadi mata pencaharian sementara untuk meraih keuntungan yang dilakukan warga masyarakat sekitar terutama di Ibukota, penukaran uang tersebut biasanya menjelang H-7 sebelum lebaran dan hal ini bersamaan setelah uang tunjangan hari raya (THR) cair atau diterima oleh masyarakat umumnya.

Walaupun demikian sesama warga masyarakat baik penyediaan uang baru atau yang mau melakukan penukaran uang, tidak bermasalah juga dengan memberikan uang lebih dengan pertimbangan mendapat uang baru, secara perhitungan hanya setahun sekali dan juga bisa membantu warga masyarakat yang mencari uang tambahan dengan kebutuhan masing-masing.

Di luar dari menukar uang pinggir jalan, ada juga menitipkan uang kepada saudara, tetangga, dan lainnya. Bisa saja bekerja di lembaga keuangan baik di Bank atau simpan pinjam keuangan atau di tempat kerja yang lain menyediakan penukaran uang baru tersebut. Hal ini bisa dialami dari setiap masyarakat yang membutuhkan uang baru tersebut.

Sebetulnya apa yang diharapkan uang baru tersebut? Kan sama saja dengan uang lama yang penting bisa berbagi kepada sesama manusia lainnya. Yang membedakan uang baru tersebut adalah mempunyai nilai dan seni tentunya menjadi luar biasa saat berbagi kepada keluarga, sanak saudara, tetangga, dan lain sebagainya. 

Uang baru mempunyai nilai lebih di "hari kemenangan" saat lebaran Idul Fitri sembari saling maaf memaafkan satu sama lain, bergurau, canda tawa, makan bersama, dan lain sebagainya. Dilengkapi jua dengan berbagi uang lebaran "uang baru tersebut" digunakan untuk saling memberi kepada keluarga, sanak saudara, tetangga, dan orang lain bisa diberikan juga.

Selanjutnya penulis akan  menceritakan tentang "Penukaran Uang Baru" awalnya hanya untuk kebutuhan pribadi uang baru tersebut, tentunya untuk berbagi di hari lebaran, namun beberapa tetangga ada yang minta tolong penukaran uang dan biaya berapa serta uangnya ada yang berapa "ungkap tetangga". 

Kemudian "Istri menjawab" menjelaskan kepada tetangga, bahwa penukaran uang tidak ada biaya administrasi, ini hanya membantu karena tetangga butuh kebetulan "Suami" sekalian biar ditukar sama-sama. Sedangkan untuk pecahan uangnya adalah Rp.20.000, Rp.10.000, Rp. 5.000, dan pecahan Rp.2000. 

Bersama "Istri merasa senang" karena bisa membantu, walaupun melalu proses penukaran uang baru tersebut. Siapa saja ikut dalam penukaran uang baru :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun