Kesan pertama, sepi. Tentang ini tak ada satu pun orang yang menolak. Artinya, sepakat bahwa saat siswa libur, sekolah sepi.
Karena, sekolah ramai kalau siswa masuk. Sebab, keramaian sekolah diukur dari jumlah orang yang ada di sekolah.
Selama ini, di daerah tempat saya mengabdi menjadi guru, tak setiap siswa libur, guru libur. Ada kalanya guru masih beraktivitas di sekolah tanpa ada siswa.
Agaknya demikian juga yang terjadi di daerah lain. Siswa libur, guru tetap masuk. Sekalipun seperti ini, suasana sekolah tetap sepi.
Sebab, jumlah guru tak seberapa kalau dibandingkan dengan jumlah siswa. Maka, sekalipun masuk, karena jumlah guru sedikit, sekolah tetap terlihat sepi.
Selain guru, karyawan juga masuk. Toh begitu, tetap saja dalam suasana sepi. Sebab, jumlah karyawan malah lebih sedikit ketimbang jumlah guru.
Artinya, adanya penambahan karyawan, tak mengubah suasana sekolah menjadi ramai. Suasananya tetap sepi.
Hanya, memang, karyawan, terutama tenaga kebersihan, yang bertugas membersihkan lingkungan sekolah agak memberi suasana yang berbeda. Sebab, di sekolah yang besar, yang tentu area lingkungannya juga luas, tugas mereka berpencar.
Di sekolah tempat saya mengajar, misalnya, ada tujuh tenaga kebersihan. Mereka bertugas dalam pembagian area yang berbeda.
Ada yang bertugas di area depan. Ada yang bertugas di area tengah. Ada yang menjalankan tugas di area atas, lantai dua. Ada juga yang memiliki tugas di area belakang. Dan, ada juga yang bertugas di area yang lain.