Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)
Hidup di Dunia Harus Selalu "Husnudzon" Jangan Suka "Su'udzon"
Semoga keselamatan dan keberkahan senantiasa diberikan kepada sahabat kompasiana dan para pembaca kompasiana yang senantiasa haus ilmu untuk bekal dalam mengarungi dunia ini.
Kali ini penulis masih ada kesempatan sehat dan sempat untuk mencatat mutiara hikmah pengajian kitab irsyadul ibad yang dibacakan oleh KH. Subhan Makmun di Pondok Pesantren Assalafiyah Luwungragi Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes. Jumat (8 juni 2018)
Nabi Muhammad SAW selama hidupnya selalu "husnudzon", tidak pernah bersikap "suudzon" dengan orang lain, sifat seperti ini harusnya diikuti oleh umatnya, dalam bergaul jangan mengedepankan "suudzon" kepada orang lain, namun harus memiliki sikap "husnudzon", sikap itulah harus menjadi budi pekerti yang melekat pada kita semua.
Binatang itu tidak clutak, contoh burung dara, dia itu setia dengan pasangannya, jika sudah berjodoh, dia tidak mau pindah pasangannya, coba bedakan dengan manusia, baru ketemu saja sudah akur cepat padahal ketemu di jalan.
Burung dara betina mengangkrem anaknya karena tanggungjawabnya, begitu pula bila dara pejantan yang menunggu anaknya maka betinanya mencari pakan untuk anaknya.
Yang tidak baik itu ayam jago, senengnya numpaki babon, tidak lihat babon itu bodi bagus apa tidak langsung di naikki, jadi manusia juga jangan suka kaya model ayam jago.
Gusti Allah akan menurunkan 99 rahmat kepada orang mukmin di akhirat, hanya satu rahmat saja yang diberikan di dunia ini, jadi nikmat sehat dan sempat itu adalah nikmat yang tak ternilai harganya.
Ciri-ciri mukmin yang saat meninggal pun akan diberikan tanda, pertama istirahat total hanya untuk beribadah dan merasa kehilangan atas meninggalnya orang mukmin nanti siapa pengganti ilmunya, kedua bila ada orang mati lalu hati kita bilang, meninggalnya orang tersebut malah bungah karena meninggalnya orang tersebut maka barang disekitar lingkungan tidak hilang.
Bila kita ingin anaknya sholeh, maka KH. Subhan Makmun memberikan pesan yakni orangtuanya harus selalu berdoa setiap waktu untuk keturunannya, termasuk menaruh di tempat yang benar seperti di titipkan kepada orang alim seperti di pondok pesantren, atau di majlis taklim, termasuk didorong dengan akhlaknya orangtua, didorong dengan bestel atau living cost anaknya dari dana yang halal termasuk melihat perubahan sikap anaknya setelah dimasukan ke tempat yang baik.
Allah lebih welas asih kepada hambanya dibandingkan manusia dengan manusia. Makanya hidup didunia harus patuh atau taat dengan perintahNya, jangan suka berbuat maksiat apalagi suka berburuk sangka kepada orang lain, gemar menuduh atau mengguncing temannya atau kerabatnya padahal yang dituduhkan terkadang tidak sesuai dengan apa yang dituduhkan, maka sikap yang jelek atau buruk tersebut harus dihindari, lebih bagus lagi jangan dibiasakan.
Shodaqoh itu bisa menolak belahi atau tolak bala. KH. Subhan Makmun memberikan pesan dan nasihat; Jika kita ingin menolak bala’, tolaklah bala’ itu dengan sedekah. Sungguhnya sesuap sedekah itu dapat menolak bala dan musibah.
Rasulullah bersabda, “Bersegeralah kalian bersedekah di pagi hari sebab bala apabila mau datang tidak dapat melompati dan mendahului sedekah itu”.
Orang-orang yang beriman sangat sadar dengan kekuatan sedekah untuk menolak 70 bala, kesulitan dan berbagai macam penyakit, sebagaimana sabda Rasulullah :
“Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya bala tidak pernah mendahului sedekah”. “Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah”. “Obatilah penyakitmu dengan sedekah”.
Orang yang bakhil dan kikir dengan tidak menyedekahkan sebagian hartanya akan merugi didunia dan akhirat karena tidak mendapat keberkahan. Jadi, sejatinya orang yang bersedekah adalah untuk untuk kepentingan dirinya. Sebab menginfakkan (belanjakan) harta akan memperoleh berkah dan sebaliknya menahannya adalah celaka.
Tidak mengherankan jika orang yang bersedekah diibaratkan orang yang berinvestasi dan menabung disisi Allah dengan jalan meminjamkan pemberiannya kepada Allah. Balasan yang akan diperoleh berlipat ganda. Mereka tidak akan rugi meskipun pada awalnya mereka kehilangan sesuatu.