Rayakan Ramadan dengan Puasa Media Sosial
Puasa adalah ibadah yang langsung ditujukan untuk Allah, dan akan langsung dibalas oleh-Nya sendiri.
Sebagaimana dalam hadist qudsi, Rasulullah SAW bersabda, "Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah ta'ala berfirman [yang artinya]: Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya." (HR. Muslim)
Puasa merupakan ibadah yang lebih dicintai Allah bila dibandingkan dengan ibadah ibadah lain. Dengan puasa kita mengimani sifat sifat Allah, dengan di antaranya, tidak makan minum. Saat berpuasa pula kita mesti menahan hawa nafsu, perbanyak melakukan hal bermanfaat. Termasuk mengurangi intensitas bermain sosial media.
Tema Ramadan bercerita kali ini edisi hari kedua puluh adalah puasa media sosial. Mungkin kebanyakan orang bisa melaksanakan puasa menahan lapar dan dahaga serta hawa nafsu, namun rasanya tidak dengan puasa media sosial. Kenapa... karena kita tidak lagi hidup di zaman batu.
Adanya ponsel pintar telah menjadi kebutuhan dalam kehidupan manusia zaman sekarang. Hal ini tidak lain adalah untuk memudahkan segala aktivitas pekerjaan setiap orang.
Namun dengan kedatangan tamu agung nan istimewa bulan suci Ramadan, pantaskah kita mengabaikannya dengan terus terusan bermesraan bersama gadget canggih pintar berselancar di sosial media melulu? Tentu tidak bukan.
Lantas apa yang harus dilakukan untuk bisa puasa media sosial? Apakah harus menjadi santri dulu biar pegang handphone nya dilarang, tidak mungkin lah, kan kita sudah terlalu tua untuk aturan itu. Atau harus disita sama istri dan anak dulu biar tidak main sosmed melulu, bisa jadi sih tapi saya tidak yakin dengan solusi ini. Atau harus menciptakan mesin waktu dan memutarnya untuk hidup di zaman batu, duh malah ngelantur lagi. Makin malam makin ngawur ini, udah fokus.
Tidak ada yang bisa dilakukan untuk bisa puasa media sosial selain dengan cara berikut ini.
Pertama, pertajam pendengaran dengan seruan azan, pengajian, shalawat maupun tausiyah di masjid. Gerakkan kaki ke sana, jika pekerjaan sudah bisa ditinggalkan.
Kedua, siap sedia dengan mushaf Al-Qur'an di saku atau di tas dan juga siapkan tasbih entah yang biasa maupun digital di pergelangan.
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY TOPIC
Mudik Ramadan Makin Nyaman, Naik Kereta Aja
Mudik Hijau untuk Kurangi Jejak Karbon
Fiksi Cerpen
Ramadan dan Keluarga
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025