Pende Lengo
Pende Lengo Mahasiswa

Gadis Gingsul Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Cerita Tarawih Ramadan 2024 | Malam 20

1 April 2024   20:26 Diperbarui: 1 April 2024   20:42 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Tarawih Ramadan 2024 | Malam 20
Potret rembulan malam. Dokpri 

  

Ya Robbi Sholli ala Muhammad
Ya Robbi Sholli ala wassalam

Alhamdulillah, puasa Ramadan sudah masuk di 10 hari terakhir. Banyak sekali ibadah yang telah kita laksanakan dengan ikhlas semata karena Allah SWT, namun masih begitu banyak pula amalan yang kita tinggalkan seiring dengan perginya rembulan di shyam sana. Sebagai tanda bahwa tamu agung ini tak lama lagi menginap di masing-masing rumah kita. Semoga kita semua senantiasa masih diberikan nikmat sehat luar biasa untuk dapat menuntaskan kewajiban rukun Islam yang ketiga ini.

Oke seperti biasa aku akan bercerita untuk memenuhi halaman tulisan dengan menghela napas seraya bersyukur akan kesempatan ibadah setiap malamnya. Cerita yang membersamai akan perjuangan penantian panjang wujud harapan terbaik. Cerita yang selalu ada dalam semangat melewati malam panjang dingin dengan berbagai keresahan. Cerita yang sukses besar dalam mengulik kenangan masa kecil penuh suka duka kala Ramadan. Cerita Tarawih.

Sebelumnya, ucapan mohon maaf kepada pembaca cerita yang masih setia atas keterlambatan tayang daripada cerita ini. Semestinya cerita ini sudah harus ditulis dua hari lalu, namun baru sempat sekarang. Semoga senantiasa konsisten hingga di akhir cerita.

Aku sudah pulang ke rumah di Telaga Biru, sudah tidak numpang tidur di pondok, jadi tidak perlu dihitung lagi. Hujan masih terus mengguyur di bumi Hulondalo, dingin masih menjadi juara untuk cerita kali ini dan mungkin saja sampai di akhir cerita kemudian.

Paginya udah siap siap mau balik, terus menjelang siang udah sampai di rumah. Kali ini belum banyak cerita seperti di pondok, siangnya hujan terus jadinya milih tidur aja, beda kalau di pondok biar hujan deras tetap banyak ceritanya.

Magrib, ikut buka puasa bersama di masjid perum. Kali ini lumayan banyak orang yang datang, mungkin karena banyak bukaannya. Bocil bocil pada ngumpul, semangat sekali mereka.

Pas azan Isya, langsung siap-siap ke masjid, tapi aku datang mepet iqamah. Imam shalat Tarawih kali ini pak Ismail Lasunni, bilalnya mungkin salah satu bocil.

Aku kebagian shaf di sebelahnya si Caca, adek dari si Eca, udah tinggi sekali itu anak, melebihi aku pula. Kelas berapa ya dia, udah kelas ujian apa belum ya, nanti ditanyain lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun