Cerita Tarawih Ramadan 2024 | Malam 22
Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa Muhammadin, sholaatan tunjiinaa bihaa min jamii'il-ahwaali wal-aafaati, wa taqdhii lanaa bihaa jamii'al-haajaati wa tuthahirunaa bihaa min jamii'is-sayyi'aati, wa tarfa'unaa bihaa 'indaka a'lad-darajaati wa tuballigunaa bihaa aqshal-gaayaati, min jamii'il-khairaati fil-hayaati wa ba'dal-mamaati
Alhamdulillah, puasa Ramadan telah masuk di penghujung bulan. Sebentar lagi jalanan di malam hari pasti dipenuhi oleh ramainya pengendara motor yang berburu aneka dagangan persiapan lebaran di pasar senggol. Semoga kita semua masih senantiasa diberikan kesehatan dan kesempatan untuk dapat menuntaskan kewajiban puasa Ramadan ini hingga di akhir bulan.
Seperti biasa aku akan bercerita untuk melanjutkan memenuhi halaman tulisan. Cerita yang akan memberi tambahan poin. Cerita yang akan menandai sudahkah kita berbagi dan bersedekah. Cerita yang menemani malam dingin penuh resah. Cerita dengan segala pertemuan ingatan ingatan masa lampau yang tak berujung. Cerita Tarawih.
Shalat Tarawih di masjid perum seperti biasa, imam shalatnya kali ini adalah ust Faisol kalau tidak salah, bilalnya mungkin masih salah satu bocil. Aku datang mepet iqamah lagi.
Sebelum Tarawih, bapak bendahara masjid ingatkan tentang komitmen para jamaah dalam kelanjutan perenovasian masjid. Udah tiga tahun padahal belum ada tanda tanda jadinya. Papaku aja waktu itu enam bulan udah hampir selesai bangunnya itu pas awal.
Setelah shalat, salam saliman sama yang lainnya, ehh ketemu si Tasya sama adiknya tapi bukan si Tiwi, dianya lagi halangan kata si Tasya, tukar cerita bentar terus balik. Lanjut buru tantangan mystery topic kemarin.
Sekian cerita kali ini. Semoga pembaca budiman masih menyempatkan juga untuk mengunjungi halaman tulisan aku sampai di akhir cerita. Sehat dan semangat selalu.