Himam Miladi
Himam Miladi Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Yuk Detoks Emosi dengan Cara Islami

19 April 2021   09:49 Diperbarui: 21 April 2021   17:30 3255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yuk Detoks Emosi dengan Cara Islami
Ilustrasi detoks emosi. Sumber: Pexels via KOMPAS.COM

"Menariknya, saat kita mencerna seluruh emosi kita, kemampuan kita untuk berempati dengan orang lain, tanpa berubah reaktif, semakin meningkat," tulis Sherianna Boyle dalam bukunya.

Sebelum melakukan detoks emosi, Sherianna Boyle menyarankan agar tubuh fisik kita ikut mendukung pembersihan mental. Olahraga ringan, tidur yang cukup, makan bersih (konsep diet dengan menghindari makanan olahan), tetap terhidrasi, membatasi alkohol dan kafein ditawarkan Boyle sebagai langkah persiapan sebelum detoks emosi.

Tahapan Detoks Emosi

Secara singkat, detoks emosi dilakukan dalam tiga langkah:

Mengetahui pemicu emosi

Bagian penting dari langkah ini adalah memperhatikan apa yang memicu emosi tertentu, dan dalam hal apa kita menjadi sangat reaktif dalam hidup. Setelah menemukan penyebabnya, Boyle menyarankan untuk menenangkannya dengan cara olahraga, doa, yoga, pelukan atau tawa.

Melihat ke dalam diri sendiri

 "Proses mencari ke dalam," tulis Sherianna Boyle, "adalah tentang menjembatani kesenjangan, berdiri untuk pengganggu (ego) batin Anda, dan membiarkan diri Anda merasakan getaran sambil membiarkan diri Anda sendiri menerima berkat dari emosi mentah Anda."

Cara untuk menciptakan jembatan di antara keduanya adalah dengan menciptakan dialog yang sehat dengan tubuh Anda, memperhatikan sensasi tubuh Anda sebagai umpan balik untuk penyelidikan diri yang penuh hormat.

Mengeluarkan emosi

Sherianna Boyle menulis, "proses emisi bukan tentang menghilangkan reaktivitas tetapi mengubahnya menjadi sesuatu yang baru." Dia menawarkan suara "hum" yang dilepaskan dalam suara yang panjang dan lambat sebagai cara untuk melepaskan sensasi reaktif dan menciptakan "rasa aman, stabilitas, dan kekuatan". 

Apa yang disarankan para ahli psikologi tentang detoks emosi sudah lebih dulu disampaikan Rasulullah Saw (Ilustrasi: Shutterstock)
Apa yang disarankan para ahli psikologi tentang detoks emosi sudah lebih dulu disampaikan Rasulullah Saw (Ilustrasi: Shutterstock)

Puasa, Cara Islami Detoks Emosi

Sebenarnya, apa yang disarankan Sherianna Boyle dan banyak ahli psikologi maupun pakar kesehatan mental sudah diajarkan terlebih dulu oleh Rasulullah Saw. Untuk mengatasi ledakan emosi, sehingga mental dan keadaan jiwa kita menjadi sehat, Rasulullah Saw menyarankan kita untuk berpuasa.

Rasulullah Saw bersabda, "Puasa adalah perisai. Oleh karena itu janganlah ia berkata dan bertindak cabul, janganlah ia berkata dan bertindak bodoh, dan janganlah ia berteriak-teriak emosional. Apabila seseorang mencelanya atau menantangnya berkelahi maka hendaknya ia berkata, 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa,'" (HR. Bukhari).

Sederhana bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun