Himam Miladi
Himam Miladi Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Refleksi Idul Fitri: Ramadan sebagai Tarbiyah Generasi Qur'ani

2 Mei 2022   08:36 Diperbarui: 2 Mei 2022   08:42 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Refleksi Idul Fitri: Ramadan sebagai Tarbiyah Generasi Qur'ani
Ramadan adalah bulan yang mendidik kita untuk mencintai Al-Quran dan menjadikannya teman terpercaya (dok.pri diolah dari Canva)

Al-Quran adalah Shadiq bagi setiap orang yang beriman. Al-Quran adalah teman yang paling setia, yang tidak akan meninggalkan kita, sekalipun kita bangkrut, kehilangan setiap kepemilikian duniawi kita. Al-Quran tidak akan meninggalkan kita saat kita tersesat, tetapi akan selalu berada di sisi kita dan dengan lembut mengingatkan kita. Al-Quran memanggil kita menuju jalan yang lurus.

Dalam beberapa hadis, Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) menyampaikan kepada kita bahwa Al-Quran pada dasarnya adalah sahabat paling setia, baik ketika kita masih hidup di dunia, terlebih lagi di akhirat nanti. Hanya Al-Quran satu-satunya yang bisa menolong kita di Hari Pembalasan kelak.

Dari Abu Umamah (radhiallahu anhu) menyampaikan: Saya mendengar Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) berkata, "Bacalah Al-Quran, karena pada hari kebangkitan itu akan datang sebagai pemberi syafaat bagi mereka yang membacanya. Bacalah dua yang bersinar, Al-Baqarah dan Ali Imran, karena pada hari kiamat mereka akan datang sebagai dua awan atau dua bayangan, atau dua sekawanan burung yang berbaris memohon kepada mereka yang membacanya. Bacalah surah Al-Baqarah, karena menggunakannya menghasilkan berkah dan meninggalkannya menghasilkan penyesalan, dan orang yang malas tidak dapat membacanya." (HR Muslim).

Dalam hadis lain Rasulullah (Shallallahu alaihi wa sallam) bersabda,

"Puasa dan Al-Quran akan menjadi syafaat atas nama seseorang pada hari Qiyamah. Puasa akan berkata, 'Ya Rabb-ku! Aku mencegahnya dari makan dan memenuhi keinginannya, maka terimalah syafaatku atas namanya.

Al-Quran akan mengatakan, 'Aku mencegahnya dari tidur di malam hari, jadi terimalah syafaatku atas namanya'. Maka Syafaat mereka akan diterima." (HR Ahmad dan Thabrani)

Ramadan Sebagai Tarbiyah Generasi Qurani

Sebagaimana hadis Rasulullah tersebut, Ramadan dan Al-Quran tidak terpisahkan, ibarat dua sisi mata uang. Bulan Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Quran, begitu pula puasa dan Al-Quran adalah pemberi syafaat bagi orang-orang beriman. 

Selama Ramadan, salah satu amal ibadah yang utama adalah membaca dan mempelajari Al-Quran. Selama Ramadan, kita telah dididik untuk mengenal Al-Quran, mentadabburinya, mencintainya, dan menjadikannya teman terpercaya.

Dengan Ramadan sebagai bulan Tarbiyah, bulan pendidikan, maka pada Idulfitri kali ini, yang selalu dikaitkan dengan silaturahmi (hubungan pertemanan), merupakan momen yang tepat untuk merefleksikan kembali diri kita. Sejauh mana kita menjadi teman sejati bagi Al-Quran, sejauh mana kita bisa menjadikan diri kita sebagai Generasi Qurani.

Inilah Al-Quran, yang menjadi teman sejati di dunia dan di akhirat. Satu-satunya teman yang bisa menjadi penolong di Hari Akhir, di saat semua keluarga, kerabat dan teman-teman kita di dunia meninggalkan kita.

Jadikan diri kita Shadiqa lil Quran, teman setia Al-Quran, dengan cara membacanya, menghafalkannya, mempelajari maknanya, dan mengamalkan isinya. Jadikan Al-Quran sebagai Shadiqa lil Insaan, teman terpercaya yang akan menolong kita, baik di dunia maupun di akhirat.

Disadur dari buku Shadiqa lil Quran (Menjadi Sahabat Al-Quran), Himam Miladi, 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun