Curhat Plastik Takjil
Aku Dibuang, Aku Terlupakan
Halo, manusia! Perkenalkan, namaku Plastik Bekas Bungkus Takjil. Aku yakin banget kita pernah ketemu. Aku ini yang tadi sore nemenin kamu ngabuburit, waktu kamu beli es buah, gorengan, dan kolak di pinggir jalan. Sayangnya, hubungan kita nggak bertahan lama. Baru beberapa menit kita bersama, tiba-tiba aku dicampakkan begitu saja ke tempat sampah.
Waktu beli takjil, kalian begitu semangat merobekku, mengambil isinya, terus buang aku tanpa mikir panjang. Padahal aku masih ingin berarti. Aku masih ingin dihargai. Tapi ya sudahlah, beginilah nasib plastik sekali pakai.
Dari Berkah ke Sampah dalam Sekejap
Setiap Ramadan, aku dan teman-temanku: Si Kantong Plastik, Si Sedotan, dan Si Gelas Plastik Bekas Es Teh Manis sangat sibuk. Manusia makin banyak jajan, makin sering buka bersama, makin banyak berbagi takjil. Semuanya terdengar baik, sampai sadar kalau jumlah sampah yang dihasilkan juga makin menggila.
Coba deh, bayangin satu hal:
Kamu beli takjil, plastik.
Beli minum, plastik.
Dapat sedotan, plastik.
Bungkus gorengan, plastik.
Habis makan, semua masuk tempat sampah.
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY TOPIC
Gadai Peduli Solusi Keuangan Masyarakat
Kasih Bocoran Outfit Lebaran
MYSTERY CHALLENGE
Instagram Reels
Reportase Kondisi Pasar Jelang Lebaran
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025