Arie Riandry
Arie Riandry Mahasiswa

Penulis Teks Komersil

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Puasa dalam Paradigma Filsafat

25 Maret 2023   10:43 Diperbarui: 25 Maret 2023   11:56 1815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa dalam Paradigma Filsafat
Sumber: Suara.com

Puasa merupakan sebuah praktik yang dilakukan oleh berbagai agama dan kepercayaan sebagai bentuk pengendalian diri dan penghormatan terhadap Tuhan. Dalam pandangan filsafat, puasa dapat dipahami sebagai sebuah proses spiritual dan etis yang melibatkan keterlibatan diri secara penuh dalam pengendalian diri dan peningkatan kesadaran.

Dalam filsafat, puasa memiliki dua dimensi penting yang saling berkaitan, yaitu dimensi moral dan dimensi spiritual. Dimensi moral dari puasa berkaitan dengan pengendalian diri dan kemampuan untuk mengendalikan hawa nafsu. Dalam hal ini, puasa dipahami sebagai sebuah latihan moral yang membantu individu untuk mengembangkan kemampuan untuk menahan diri dari perilaku-perilaku yang tidak bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

Sementara itu, dimensi spiritual dari puasa berkaitan dengan hubungan individu dengan Tuhan atau kesadaran akan keberadaan sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri. Dalam hal ini, puasa dipandang sebagai sebuah ritual spiritual yang membantu individu untuk meningkatkan kesadaran akan keberadaan Tuhan atau sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri.

Dalam pandangan filsafat, puasa juga dapat dipahami sebagai sebuah bentuk pengorbanan atau persembahan yang dilakukan oleh individu untuk menghormati Tuhan. Dalam hal ini, puasa dipandang sebagai sebuah bentuk ritual yang membantu individu untuk menyadari bahwa dirinya tidaklah seorang yang paling utama di dunia ini, melainkan ada sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri yang harus dihormati dan ditaati.

Dalam kesimpulannya, puasa dalam pandangan filsafat merupakan sebuah praktik spiritual dan etis yang melibatkan keterlibatan diri secara penuh dalam pengendalian diri dan peningkatan kesadaran. Puasa dapat dipandang sebagai sebuah latihan moral dan ritual spiritual yang membantu individu untuk mengendalikan hawa nafsu, meningkatkan kesadaran akan keberadaan Tuhan atau sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri, serta menghormati Tuhan melalui pengorbanan atau persembahan.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun