Mohon tunggu...
Rinaldi Syahputra Rambe
Rinaldi Syahputra Rambe Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Perpustakaan Bank Indonesia Sibolga

Anak desa, suka membaca, menulis dan berkebun. Penulis buku "Etnis Angkola Mandailing : Mengintegrasikan Nilai-nilai Kearifan Lokal dan Realitas Masa Kini". Penerima penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka 2023 dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

PR Pemerataan Akses Pendidikan Masyarakat Desa

23 April 2024   14:13 Diperbarui: 24 April 2024   16:21 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampakan SMPN 10 KOTA KOMBA, NTT ( Sumber: Dok. SMPN 10 KOTA KOMBA via Kompas.com)

Pada momen Idulfitri beberapa waktu lalu, saya memutuskan untuk melakukan perjalanan keliling kampung demi melihat sisa-sisa kenangan masa lalu dan merenungkan tempat di mana saya dilahirkan dan dibesarkan. 

Awalnya, tujuan saya hanya untuk menjalin silaturahmi sambil bernostalgia dengan kehidupan di desa pada masa lalu. Namun, dalam perjalanan saya, saya menyaksikan fenomena yang mengejutkan di mana masyarakat desa sangat terbatas aksesnya terhadap banyak hal, terutama akses pendidikan. 

Saya menyadari bahwa persoalan pendidikan masih menjadi realitas pahit yang melanda banyak masyarakat di beberapa daerah. Di tengah keterbatasan yang mereka hadapi, pendidikan masih menjadi impian yang jauh bagi sebagian besar dari mereka.

Kurangnya akses pendidikan, fasilitas, sekolah, dan lainnya menjadi akar masalah yang belum terselesaikan. Akibatnya, banyak di antara mereka terperangkap dalam lingkaran kemiskinan dan terbelenggu oleh kurangnya akses terhadap pengetahuan.

Saat saya melihat anak-anak di kampung itu, saya menyadari betapa sulitnya bagi mereka untuk bertarung melawan tidak hanya keterbatasan ekonomi, tetapi juga keterbatasan pengetahuan. Mereka terperangkap dalam siklus kemiskinan dan terkadang terjebak dalam pola pikir yang kurang produktif.

Meskipun pada awalnya saya juga mengalami situasi serupa lima belas tahun lalu, kali ini saya percaya bahwa pendidikan harus menjadi fokus utama untuk membantu mereka keluar dari siklus tersebut. 

Pendidikan adalah jalan tercepat untuk keluar dari zona keterpurukan. Pendidikan memberdayakan diri, membuka mata dan pikiran kita terhadap dunia di sekitar kita, serta mengubah pola pikir dan sikap kita terhadap kehidupan. Ini tidak mudah, tapi tidak bisa dilewatkan. Sebab, kita bertaruh dalam keterbatasan.

Pendidikan memberikan kita alat untuk lebih memahami dunia, menghadapi tantangan hidup dengan lebih percaya diri, dan membawa perubahan positif dalam diri kita dan masyarakat kita. Tanpa pendidikan, kita akan terus terjebak dalam siklus kemiskinan dan ketidakpastian, terus menjadi korban dari kondisi yang menghambat perkembangan kita.

Oleh karena itu, ketika kita berbicara tentang peningkatan kualitas hidup masyarakat, kita harus mengenang pentingnya investasi dalam pendidikan. Pendidikan adalah investasi terbaik yang dapat kita berikan kepada generasi mendatang. Itulah mengapa kita harus bersatu sebagai masyarakat, sebagai negara, untuk memastikan bahwa setiap anak memiliki akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas.

Dengan memberdayakan anak-anak melalui pendidikan, kita memberi mereka kunci untuk membuka pintu menuju masa depan yang lebih baik, mengubah realitas mereka, dan mewujudkan impian mereka. 

Mari kita bersama-sama membangun masyarakat yang lebih baik melalui pendidikan, karena hanya dengan pendidikan kita dapat mengubah dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun