Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Akuntan

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Mengenal Munggahan, Nyekar, dan Kuramasan, 3 Tradisi Menyambut Ramadhan di Jawa Barat

28 Maret 2022   11:07 Diperbarui: 1 April 2022   09:33 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenal Munggahan, Nyekar, dan Kuramasan, 3 Tradisi Menyambut Ramadhan di Jawa Barat
images-14-62400e1dba21bc48b767d732.jpg

Jadi secara harfiah, Munggah itu adalah sehari sebelum tibanya 1 Ramadhan.

Munggahan ini biasanya diisi dengan acara makan-makan bersama kerabat, teman, atau kenalan. "Hitung-hitung" ini adalah hari terakhir makan-makan.

"Tradisi Munggahan ini sudah dijalankan turun-temurun di wilayah Jawa Barat sebagai salah satu bagian menyambut tibanya bulan Ramadhan," kata budayawan asal Garut Franz Limiart.

Sedangkan Nyadran, selain di wilayah Jawa Barat, tradisi "ziarah kubur" ini juga dikenal dan digelar juga sebelum tibanya bulan suci di seluruh pelosok Nusantara terutama di wilayah yang masyarakatnya beragama Islam.

Orang-orang di sekitar saya menyebutkan kalau Nyadran itu juga sebagai ziarah kubur atau Nyekar. Yaitu mengunjungi makam keluarga yang sudah dipanggil Tuhan untuk meminta restu bahwa esok si peziarah akan mengarungi bulan suci, berpuasa sebulan penuh.

Mereka berdoa dan menaburkan bunga-bunga di pusara keluarga yang sudah mendahului sembari membacakan beberapa ayat suci Al Qur'an.

"Ini amalan yang sangat baik bagi umat Muslim sebagai renungan, biasanya sebelum dan sesudah puasa," kata pimpinan Pondok Pesantren Nurul Huda, Garut. KH Cecep Jaya.

Sedangkan Kuramasan. Dalam bahasa Sunda, artinya berkeramas, atau membersihkan rambut.

Bukan hanya membersihkan rambut, namun Kuramasan juga membersihkan seluruh tubuh dengan mandi hingga bersih.

Tradisi ini melambangkan penyucian diri dari segala dosa di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa. Selain membersihkan seluruh anggota tubuh, mereka juga saling bermaaf-maafan dengan anggota keluarga, kerabat, dan teman.

Sebagai simbol mohon maaf lahir dan batin sebagai bagian dalam penyambutan bulan suci Ramadhan esok hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun