Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah menghela dunia masuki pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran masuki dunia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Seni Menggapai Tujuan: Bagaimana Cara Merebutkan Tanpa Harus Meributkan?

17 Maret 2025   04:41 Diperbarui: 17 Maret 2025   10:54 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar: istockphoto.com

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Dalam kehidupan, persaingan adalah sesuatu yang tak terelakkan. Setiap individu, kelompok, atau bahkan bangsa memiliki ambisi untuk mencapai tujuan tertentu, baik dalam bidang politik, bisnis, pendidikan, maupun aspek sosial lainnya. Namun, sering kali perebutan dalam meraih sesuatu justru berujung pada konflik yang merugikan semua pihak.

Tidak sedikit perselisihan terjadi karena ambisi yang berlebihan, kurangnya komunikasi, serta kegagalan dalam mengelola ego dan emosi. Alih-alih menciptakan kemenangan yang bermartabat, perebutan yang tidak sehat justru menimbulkan perpecahan dan permusuhan. Padahal, mencapai tujuan tidak harus selalu diiringi dengan perseteruan.

Seni dalam merebut sesuatu tanpa meributkan adalah keterampilan yang perlu dikuasai agar persaingan dapat berlangsung secara sehat dan produktif. Dengan memahami strategi yang tepat, seseorang dapat menggapai tujuannya tanpa harus menjatuhkan pihak lain atau menciptakan suasana yang penuh ketegangan.

Oleh karena itu, penting untuk menggali cara-cara cerdas dan elegan dalam bersaing, sehingga hasil akhir yang diperoleh tidak hanya membawa keuntungan bagi diri sendiri, tetapi juga menciptakan harmoni dalam lingkungan sosial yang lebih luas.

Input gambar: gambar.wanitabaik.com
Input gambar: gambar.wanitabaik.com
Mengapa Perebutan Sering Berujung Keributan?

Perebutan sering kali berujung pada keributan karena adanya berbagai faktor yang melibatkan emosi, ambisi, dan kepentingan pribadi atau kelompok. Salah satu penyebab utamanya adalah ego yang terlalu dominan, di mana setiap pihak ingin menjadi pemenang tanpa mempertimbangkan dampak dari cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika ambisi menjadi terlalu besar tanpa diimbangi dengan sikap bijaksana, persaingan yang awalnya sehat dapat berubah menjadi ajang saling menjatuhkan.

Selain itu, kurangnya komunikasi dan transparansi dalam proses perebutan juga menjadi pemicu utama konflik. Ketika ada informasi yang disembunyikan, kecurigaan dan ketidakpercayaan akan muncul, yang pada akhirnya memicu perselisihan dan memperburuk situasi. Tidak hanya itu, ketidakadilan dalam sistem perebutan sering kali menjadi pemantik utama dari keributan. Jika salah satu pihak merasa diperlakukan tidak adil, mereka cenderung melakukan perlawanan yang bisa berujung pada konflik berkepanjangan.

Faktor lain yang memperburuk keadaan adalah adanya pihak-pihak yang memprovokasi atau memperkeruh situasi demi kepentingan tertentu. Mereka memanfaatkan ketegangan yang ada untuk memperoleh keuntungan pribadi tanpa memedulikan dampak yang ditimbulkan. Semua faktor ini menunjukkan bahwa perebutan tidak selalu menghasilkan kemenangan yang harmonis, tetapi justru bisa membawa perpecahan jika tidak dikelola dengan baik.

Oleh karena itu, penting bagi setiap individu atau kelompok untuk memahami cara bersaing secara sehat, menjaga komunikasi yang terbuka, serta memastikan bahwa semua pihak mendapatkan perlakuan yang adil agar perebutan tidak selalu berakhir dengan keributan.

Prinsip-Prinsip Merebut Tanpa Meributkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun