Sayyid Yusuf Aidid
Sayyid Yusuf Aidid Dosen

Saya adalah seorang dosen agama yang moderat yang suka membaca dan menulis. Genre bacaan saya yaitu religi dan tasawuf. Adapun saya mengajar Agama Islam di Universitas Indonesia dan Politeknik Negeri Jakarta. Link : www.yusufaidid.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Warna Warni di Hari Raya

12 April 2024   08:30 Diperbarui: 12 April 2024   08:36 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warna Warni di Hari Raya
Dokumentasi Pribadi 

Syawal, identik dengan bulan kemenangan bagi umat Islam. Pasalnya di bulan tersebut adalah hari raya Idul Fitri, yang berarti kembali fitri. Secara filosofis kembali ke fitri yaitu kembali bersih dan putih setelah dua puluh sembilan hari berpuasa dan melakukan aktivitas amal ruhaniah di bulan Ramadhan.

Namun mempertahankan bersihnya hati setelah Ramadhan perlu konsistensi dalam berhubungan baik dengan Allah Swt dan berhubungan baik sesama manusia.

Hari raya juga identik dengan ketupat, sayur pepaya godok, semur, opor ayam dan rendang. Hal tersebut juga mempunyai nilai filosofis tersendiri. Ketupat itu ada empat sisi, yang berarti orang-orang dari tiap sisi daerah akan mengunjungi kampung halaman, orang tua atau sanak famili untuk sekedar mengucapkan minal aidin wal faizin mohon maaf lahir dan bathin.

Di sisi lain sayur papaya godok biasanya gampang basi karena ada campuran kelapanya, hal itu bisa dimaknai setiap seseorang mempunyai khilaf baik perkataan maupun perbuatan, dan hal tersebut titik kesalahan tersebut bisa dihapuskan dengan meminta maaf.

Sedangkan semur daging dimaknai bahwa hari raya harus diisi dengan cerita manis, cerita manis tersebut biasanya ada pembagiaan amplop kepada anak, keponakan, dan anak-anak kecil sebagai tanda pemberian reward kepada mereka yang sudah berpuasa di bulan Ramadhan atau sekedar meramaikan idul fitri di bulan bahagia tersebut. Lain halnya dengan opor ayam dan rendang yaitu sebagai pelengkap suka cita di bulan Syawal tersebut.

Warna-warni di bulan Syawal selalu terlihat, tatkala tradisi memakai baju baru dikenakan oleh para muslimin dan muslimat. Ada yang mengenakan baju koko putih bagi laki-laki, ada yang mengenakan abaya bagi wanita, dan ada yang couplean di antara mereka dan anaknya. 

Tentu adat memakai pakaian baru ini bukan berarti meninggalkan kebiasaan lama. Akan tetapi baju baru yang dikenakan sebagai simbolisasi dari semangatnya meramadhankan bulan-bulan Ramadhan. Semangat dalam ibadah, mendekatkan diri kepada Allah, dan bermuamalah dengan baik.

Keseruan syawal juga terlihat tatkala foto-foto keluarga. Ada yang foto berpose diam, foto berpose senyum, ada yang berpose dengan simbol-simbol tertentu, dan ada yang berpose mendiamkan anak kecilnya dulu.

Kesemuanya mempunyai makna yang berarti, yaitu Syawal adalah bulan mengumpulkan anggota keluarga yang sulit bertemu satu sama lain. Sehingga pertemuan di hari raya tersebut harus diabadikan sebagai tanda kasih sayang.

Makanan ringan tradisi lebaran yang sering tampak di meja-meja yaitu kue salju, kue castenngel, kue coklat kukis, kue lapis, dan kacang-kacangan. Kesemua makanan tersebut ibarat cemilan sebelum menyantap makanan besar di rumah seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun