RAMADAN

Ketupat Idul Fitri: Simbol Kemenangan dan Rasa Syukur

7 April 2024   05:30 Diperbarui: 7 April 2024   06:22 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketupat Idul Fitri: Simbol Kemenangan dan Rasa Syukur
Ilustrasi ketupat: kompas.com

Ketupat, makanan khas yang seringkali menjadi ikonik dalam perayaan Idul Fitri di Jawa bahkan di Indonesia. Ketupat ternyata menyimpan makna mendalam yang melampaui sekadar kenikmatan kuliner. 

Lebih dari sekadar sepiring nasi berbalut daun kelapa, ketupat mengandung nilai-nilai filosofi, budaya, tradisi, dan makna spiritual yang melekat erat dalam kehidupan masyarakat khususnya di Jawa.

Simbol Kemenangan

Ketupat memiliki bentuk segi empat yang unik, yang menunjukkan kekompakan, kesatuan, dan keberanian dalam menghadapi segala rintangan. Bentuknya yang sederhana namun indah menjadi simbol kemenangan dan kesuksesan, mengingatkan kita bahwa dengan kerja keras dan keteguhan hati, segala hal yang diinginkan dapat dicapai.

Dalam konteks perayaan Idul Fitri, ketupat juga melambangkan kemenangan spiritual setelah menyelesaikan ibadah puasa selama sebulan penuh. Ketika umat Muslim membagikan ketupat kepada keluarga, sahabat, dan tetangga, mereka tidak hanya menyebarkan kebahagiaan, tetapi juga memperingatkan bahwa kesuksesan sejati datang dari kesederhanaan dan kebersamaan.

Rasa Syukur

Pada akhir bulan suci Ramadan, umat Islam merayakan Idul Fitri sebagai momen kebahagiaan dan rasa syukur atas nikmat Allah SWT. Ketupat menjadi bagian tak terpisahkan dari hidangan lebaran, mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas segala berkah yang telah diberikan.

Makna Filosofis Ketupat  

Ketupat, atau kupat, dalam bahasa Jawa memiliki makna "ngaku lepat" yang berarti "mengakui kesalahan". Oleh karena itu, ketupat Lebaran menjadi simbol bagi umat Muslim untuk mengakui kesalahan dan saling memaafkan, serta melupakan kesalahan di momen Idul Fitri.

Selain itu, kupat juga mengandung makna "laku papat" atau empat laku yang tercermin dari empat sisi ketupat, yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun