Ibu Penjual Sayur, Pahlawan Pendidikan Keluarga: Kisah Lima Sarjana dari Pesisir
Di balik kesederhanaan lapak sayur pasar yang ramai, tersembunyi kekuatan seorang ibu yang tak tergoyahkan. Ibuku, seorang penjual sayur yang gigih, membesarkan lima anak dengan penuh cinta dan dedikasi. Ayahku, seorang pegawai negeri yang bertugas mengurusi hutan, seringkali harus pergi ke lapangan untuk waktu yang lama, meninggalkan ibuku berjuang sendirian di pasar.
Setiap subuh, ibuku sudah berangkat ke pasar, menata rapi sayuran segar yang akan dijual. Beliau memilih sayuran terbaik, memastikan setiap pelanggan mendapatkan kualitas yang prima. Sementara itu, ayahku seringkali tidak ada di rumah, bertugas di daerah lain untuk mengurus hutan, menjaga kelestarian alam.
Ibuku adalah tulang punggung keluarga. Beliau mengatur keuangan dengan cermat, memastikan setiap kebutuhan terpenuhi, meskipun harus berjuang dengan "gali lubang tutup lubang". Dalam keseharian, kami seringkali mengandalkan beras raskin untuk makan. Hidangan ikan segar, yang menjadi kebanggaan daerah pesisir kami, menjadi sesuatu yang jarang bisa kami nikmati. Namun, ibuku selalu berusaha menyajikan makanan yang bergizi dan mengenyangkan, dengan memanfaatkan sayuran segar dari lapaknya.
Ketika libur sekolah tiba, ibuku tidak pernah berhenti bekerja. Beliau menggendong dagangan sayurnya, dan seringkali, saat kami masih kecil, beliau juga menggendong kami sekaligus. Bayangkan betapa beratnya beban yang harus beliau pikul, baik secara fisik maupun mental. Namun, beliau tidak pernah mengeluh, dan selalu tersenyum di hadapan kami.
Beliau percaya bahwa pendidikan adalah jalan keluar dari kesulitan, dan beliau bertekad untuk memberikan pendidikan terbaik bagi kami.
"Ilmu adalah jalan," itulah yang selalu ibuku katakan. Kata-kata itu menjadi penyemangat bagi kami untuk terus belajar dan menggapai cita-cita. Beliau mengajarkan kami untuk tidak pernah menyerah, meskipun menghadapi berbagai rintangan.
Ibuku bukan hanya seorang penjual sayur, tetapi juga seorang guru kehidupan. Beliau mengajarkan kami tentang arti pentingnya kerja keras, kejujuran, dan rasa syukur. Beliau juga selalu mengingatkan kami untuk peduli terhadap sesama, terutama mereka yang membutuhkan.
Kini, buah dari perjuangan ibuku dan ayahku telah terlihat. Kami semua berhasil meraih gelar sarjana, bahkan ada yang mencapai gelar S3. Kami memiliki pekerjaan yang layak, yang memungkinkan kami untuk hidup mandiri dan membantu keluarga. Semua ini adalah berkat doa, kerja keras, dan pengorbanan orang tua kami.
Kisah ibuku adalah inspirasi bagi kami semua. Beliau adalah bukti nyata bahwa dengan tekad dan kerja keras, kita dapat meraih impian, meskipun hidup dalam keterbatasan. Beliau adalah pahlawan sejati yang telah memberikan kami bekal berharga untuk menjalani kehidupan ini.
Content Competition Selengkapnya
Kisah Inspiratif Orang-Orang di Sekitarmu
MYSTERY TOPIC
Mystery Topic 4
Mudik Hijau untuk Kurangi Jejak Karbon
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025