1445 H (20) Dongeng, Mencerdaskan Pikiran dan Hati Anak-Anak
dongeng, membuat anak-anak cerdas pikiran dan hati. Menjadi pondasi proses perkembangan diri menuju kehidupan dunia dan kehidupan abadi.
Menonton dan mendengarkan(Supartono JW.29032024)
"Masjid Jami' Al-Izhar Sukmajaya, Depok, menjadikan Masjid yang ramah bagi semua jamaah. Ramah untuk bapak dan Ibu, agar dapat melaksanakan Salat dengan khusyuk. Ramah pula bagi anak-anak, agar keberadaannya di Masjid, dihargai dan diperhatikan, bukan malah dilarang. Adalah kewajiban kita bersama agar anak-anak mendapatkan pelajaran penting bagaimana bersikap yang benar dan baik di Masjid." Ungkap Yayat Duryatna, Ketua DKM Masjid Jami' Al-Izhar, dalam kata pengantar, sebelum aktor pendongeng Kak Wahyu, tampil menghibur dan mengedukasi anak-anak seusai pelaksanaan Salat Tarawih, Jumat malam (29/3/2024)
Barang langka, tak lekang oleh waktu
Kisah mendongeng di Masjid untuk anak-anak dengan tujuan agar anak-anak mendapat pelajaran penting yang benar dan baik di Masjid, menurut saya, termasuk barang langka. Kegiatan langka, yang perlu dilestarikan.
Karenanya, kegiatan ini saya potret dan saya angkat dalam artikel Ramadan 1445 Hijriah hari ke-20 atau fase maghfirah, ampunan. Pasalnya, mendongeng sejatinya kegiatan sastra dan agama yang menghibur dan mendidik.
Sepanjang zaman akan disukai oleh anak-anak. Bagi anak-anak, akibat dari menonton dan mendengarkan dongeng, nilai-nilainya, pasti akan menjadi tuntunan yang benar dan baik bagi perkembangan dan kehidupan anak-anak. Dongeng dan mendongeng, tak lekang oleh waktu.
Dari berbagai literasi, saya simpulkan, mendongeng itu akan:
(1) Merangsang dan menumbuhkan imajinasi dan daya fantasi anak secara wajar. (2) Mengembangkan daya penalaran sikap kritis serta kreatif.
(3) Mempunyai sikap kepedulian terhadap nilai-nilai luhur budaya bangsa.
(4) Melatih konsentrasi dan kemampuan mendengarkan yang benar dan baik, ingatan yang kuat, kosakata yang kaya, dan pemahaman bahasa yang benar dan baik.
Sebabnya, cerita dalam dongeng, dapat menembus jauh lebih dalam ke dalam pikiran anak-anak. Selain itu, cerita dalam dongeng memiliki isi yang mudah dipahami, dan anak-anak mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang budaya dan masyarakat di sekitarnya. Sehingga, rekamannya, dalam memori pikiran anak-anak akan menjadi kisah yang penuh keteladanan.
Dongeng juga melatih empati. Biasanya ceritanya menggambarkan pentingnya menghormati semua makhluk, menghargai keragaman fisik, dan menempatkan semua orang pada kedudukan yang sama.
Dalam dongeng, selalu memperkenalkan hewan/boneka sebagai karakter utama. Selain itu, memberi mereka suara dan emosi yang serupa seperti manusia. Ini akan mengajari anak bahwa manusia harus memperlakukan hewan dengan baik dan berempati dengan semua makhluk.
Dongeng pun terbukti dapat menumbuhkan kreativitas dan meningkatkan Imajinasi, memicu kemampuan berpikir kreatif, rasa ingin tahu, menimbulkan banyak pertanyaan, meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, dan penalaran kritis anak-anak.
Melalui dongeng, akan memperkuat ikatan sosial dan keluarga, membantu anak-anak lebih memahami berbagai ikatan di sekitar mereka. Termasuk ikatan saudara kandung, teman, orang tua-anak, dan lainnya.
Akhirnya, dongeng membuat anak-anak dapat membantu proses sosialisasi anak-anak di setiap tempat, lingkungan menjadi lebih mudah. Terbiasa mendengar atau menonton dongeng, secara signifikan akan menjembatani kesenjangan emosional antara orang tua dan anak.
Terkait dongeng, Albert Einstein menekankan manfaat kreatif dari bercerita. Ia berkata: "Jika ingin anak-anak menjadi cerdas, bacakan mereka dongeng; jika Anda ingin mereka lebih cerdas, bacakan mereka lebih banyak dongeng."
Berangkat dari peran dongeng yang cukup penting bagi perkembangan anak itulah, DKM Masjid Jami' Al-Izhar, mengundang pendongeng untuk mendongeng tentang "Bagaimana anak-anak bersikap yang benar dan baik di Masjid."
Terpatri di memori
Lebih spesial, pendongeng yang diundang adalah Kak Wahyu (Wahyu Dwi Deni Awan). Yang beruntung adalah anak-anak di Komplek Perumahan Sukmajaya Permata, Depok dan lingkungan sekitarnya, jamaah Masjid Jami' Al-Izhar.
Mengapa spesial dan beruntung? Spesial, karena pendongeng sekelas Kak Wahyu yang diundang oleh DKM Masjid, dapat hadir khusus untuk anak-anak Masjid Jami' Al-Izhar.
Beruntungnya, anak-anak Masjid Jami' Al-Izhar mendapat kesempatan langsung, menyaksikan penampilan
Kak Wahyu yang dikenal piawai mendongeng dengan media boneka.
Dapat melihat langsung penampilan aktor pendongeng yang setiap kali mendongeng, baik karena undangan ataupun terjun di lokasi bencana, pasti wajah dan namanya akan selalu tersimpan dalam memori anak-anak sepanjang kehidupannya. Pun cerdas mencuri perhatian anak-anak, sehingga anak-anak selalu dapat fokus dengan materi dongengnya, lupa beranjak dari tempat duduknya.
Dalam mendongeng di hadapan anak-anak, benar, anak-anak sangat fokus terhadap dongengan Kak Wahyu sejak awal hingga akhir. Terlebih dalam mendongeng, Kak Wahyu bukan hanya melibatkan anak-anak menjadi bagian kisah dalam dongeng. Bahkan warna pakaian anak-anak pun ikut dimaknai. Sangat cair, menghibur, menyenangkan. Anak-anak sangat suka.
Dengan demikian, saya pastikan, apa yang didongengkan oleh Kak Wahyu, akan terekam abadi di memori anak-anak. Kisah dan nilai-nilainya, akan menjadi penuntun dan panutan anak-anak. Terutama bagaimana bersikap yang benar dan baik di Masjid. Juga bagaimana bersikap dan berbuat yang benar dan baik kepada lingkungan sekitar mereka. Termasuk ikatan saudara kandung, teman, orang tua-anak, dan lainnya.
Kak Wahyu
Kak Wahyu, saya sebut sebagai satu di antara pendongeng hebat dan langka di tanah air. Pria lulusan universitas ternama di Surabaya dengan gelar Magister Sains Psikologi yang mengambil peminatan komunitas, sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun sebagai pendamping psikologi anak dan remaja serta trainer motivasi.
Di antaranya sebagai tim psikososial pasca Tsunami-Aceh di Childrens Centre KPP-PA dan UNICEF dari 2005 hingga 2007. Sebagai narasumber di seminar, workshop dan pelatihan (khusus pada materi bercerita dengan therapeutically. Pengajaran di kelas yang menyenangkan melalui bercerita. Pelatihan untuk orang tua, guru dan perawat pasien anak dirumah sakit. Bercerita motivasi sebagai pemulihan trauma).
Selain itu, ia juga memiliki kemampuan untuk melakukan pendampingan psikologi anak di area konflik, bencana alam, rumah tahanan negara, panti asuhan, sekolah dan lembaga perlindungan anak.
Kehadiran Kak Wahyu adalah berkah bagi anak-anak jamaah Masjid Jami' Al-Izhar di bulan Ramadan ini.
Setiap kali usai tampil mendongeng secara therapeutic
sebagai seorang terapis melalui bermain, dirinya bersyukur sekali mendapatkan ilmu baru, kawan baru, dan suasana yang baru. Therapeutic adalah media cerita yang digunakan khusus untuk tujuan terapi atau healing.
Doa
Semoga kegiatan mendongeng dapat lestari di negeri ini. Karena mendongeng vital membantu perkembangan psikologi anak. Dapat menjadi pagar agar anak-anak tidak melakukan hal-hal tidak benar dan tidak baik. Hal ini, sesuai dengan doa ibadah Ramadan hari ke-20, yaitu:
"Ya Allah, bukakanlah bagiku di bulan ini pintu-pintu menuju surga dan tutupkan bagiku pintu-pintu neraka. Berikanlah kemampuan padaku untuk menelaah Al-Qur'an di bulan ini. Wahai yang menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin."
Semoga kegiatan mendongeng di Masjid, akan membuat anak-anak semakin mencintai Masjid. Beribadah di Masjid. Tahu bagaimana bersikap yang benar dan baik. Ini akan menjadi amalan menuju surgaNya karena menjadi bertaqwa. Mendekatkan diri dengan Al-Quran, membuat hati tenang. Aamiin.