ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/
Mudik Itu Mahal Diongkos Murah Dirasa
Lebaran tinggal menghitung hari, banyak kantor dan sekolah yang sudah meliburkan karyawan dan murid-muridnya. Bagi yang sudah merencanakan untuk mudik, sebagian besar sudah memulai perjalanannya.
Biar bisa lebih cepat sampai di kampung halaman dan bertemu dengan orang tua dan sanak saudara. Agar lebih lama menikmati suasana kampung halaman, dan mengenang masa lalu.
Banyak orang berpikiran mudik H-3, H-2 adalah saat tepat, untuk tahun ini, hari sabtu dan minggu tanggal 1-2 Juni 2019 menjadi puncak arus mudik. Kondisi jalan lumayan ramai, padat arus lalu-lintas.
Demikian juga dengan terminal, stasiun, dan bandara semuanya ramai sehingga perlu diturunkan petugas gabungan untuk membantu mengamankan jalannya arus mudik.
Kemarin sore saya menjemput keponakan yang mudik dari Batam ke Kudus, perjalanan dengan pesawat udara ditempuh hampir dalam waktu 5 jam, karena transit dulu Soetta Jakarta sekitar 2 jam untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke bandara A. Yani Semarang.
Sewaktu menjemput di bandara A.Yani Semarang suasana bandara ramai tapi tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. Penasaran juga nih, kenapa bisa begitu ! Bukannya saat puncak arus mudik begini biasanya bandara ramai sekali, didatangi pemudik yang berangkat maupun yang datang.
Mungkin karena pengaruh harga tiket pesawat yang naik berlipat-lipat dari tahun sebelumnya. Seperti yang dirasakan oleh Ghina dan Galuh, kedua ponakanku yang aku jemput kemarin.
Ghina dan Galuh adalah dua gadis tangguh, yang memberanikan diri melangkahkan kaki jauh dari rumah karena ingin meraih mimpinya. Kondisi orangtua yang tidak mampu menguliahkannya karena keterbatasan biaya membuat mereka berdua harus bekerja agar bisa mengongkosi dirinya sendiri dan juga biaya pendidikannya.
Dan hal itu sangat susah dicapai apabila masih tinggal di kampung halaman, jadi mereka harus melangkahkan kaki menuju Pulau Batam. Alhamdulillah kuliah sudah selesai dan pekerjaan yang sudah dilakukan sejak awal sebelum kuliah juga semakin baik. Sehingga mereka berdua bisa mudik bersama lebaran tahun ini. Setelah bertahun-tahun menahan rindu, tidak bisa pulang lebaran demi karir dan studinya.