Memaafkan Orang Lain adalah Wujud Menyayangi Diri Sendiri
Mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan dari seseorang seringkali membuat kita merasa sakit hati, sedih dan kecewa.
Oleh sebab itu, memaafkan orang lain bukanlah perkara yang mudah, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, bukan pula hal yang sulit untuk dijalani jika kita ikhlas melakukannya.
Memberikan maaf tidak hanya untuk orang lain yang telah menyakiti, tetapi juga untuk kebaikan diri sendiri, karena jika kita terlalu lama menyimpan dendam, apalagi orang yang menyakiti bersikap biasa saja, maka sama saja membuat diri sendiri semakin tersiksa.
Mungkin luka masih tetap ada, namun hidup lebih ringan jika tulus memaafkan.
Rasulullah SAW bersabda, "Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada," (HR Bukhari dan Ad Dailami).
Bonus yang didapatkan ketika tulus memaafkan orang lain adalah kedamaian. Sikap memaafkan tersebut juga sekaligus bentuk menyayangi dan mencintai diri sendiri.
Tidak ada seorang pun yang tidak pernah melakukan kesalahan karena manusia pada dasarnya tidak pernah luput dari kesalahan. Dan sungguh, tidak apa-apa jika kita ataupun orang lain melakukan kesalahan.
Sebaik apapun menjalani kehidupan, akan selalu ada penilaian dan perlakuan yang berbeda dari setiap individu yang kita temui.
Ada penilaian yang baik, ada pula yang buruk, tergantung hati dan isi kepala masing-masing individu.
Kita tidak bisa mengatur isi kepala seseorang untuk memberi penilaian, yang bisa kita lakukan hanyalah fokus berbuat kebaikan dan introspeksi diri jika ada penilaian yang bersifat kritikan namun membangun ke arah yang lebih baik.