Sultani
Sultani Freelancer

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

3 Keutamaan Sedekah yang Menambah Berkah Rezeki Kita

18 Maret 2024   03:03 Diperbarui: 18 Maret 2024   03:10 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3 Keutamaan Sedekah yang Menambah Berkah Rezeki Kita
Ilustrasi sedekah sebagai ungkapan syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT (Sumber: Detik.com)

Ketika kita membagi rejeki dengan orang-orang yang membutuhkan, kita juga membuka pintu-pintu rejeki yang lebih luas bagi diri kita sendiri. Dengan memberikan sedekah yang terbaik, hati kita terpaut langsung dengan janji Allah yang akan memberikan  ganjaran berlimpah untuk setiap kebaikan yang kita lakukan.

Karena itu, berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan dan memberikan yang terbaik dari apa yang kita miliki. Dari sedekah yang kita berikan selama bulan Ramadan, sesungguhnya sedekah tersebut akan membawa keberkahan dan kebahagiaan bagi banyak orang di sekitar kita, selain berkah tak terhingga untuk harta dan jiwa kita sendiri.

Artinya, keikhlasan yang diekspresikan melalui sedekah sesungguhnya tidak bisa diukur dengan nilai harta atau rejeki yang kita sisihkan. Sejatinya, sedekah adalah bentuk ungkapan rasa syukur kita karena sadar bahwa semua yang kita miliki hanyalah titipan-Nya. Dengan menyisihkan bagian rejeki untuk disedekahkan, kita sebenarnya sedang memperkuat ikatan spiritual kita dengan Allah SWT.

Sedekah adalah cara kita untuk bersyukur atas nikmat tersebut. Dengan memberikan sebagian rejeki kita kepada yang membutuhkan, kita sudah memanifestasikan pengabdian kita kepada-Nya sesuai dengan panggilan hati kodrat kita sebagai makhluk.

3. Melatih Diri Untuk Ikhlas

Puasa Ramadan adalah latihan spiritual yang mendalam melalui ujian untuk menahan lapar, haus, dan hawa nafsu yang membatalkan puasa, dari fajar hingga senja. Tujuannya adalah untuk memahami penderitaan orang lain, dan membuka mata dan hati kita untuk merasakan penderitaan orang lain secara jelas.

Ketika kita merasakan sensasi lapar dan haus, kita menjadi lebih peka terhadap kondisi mereka yang kurang beruntung. Ini bukan hanya tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga tentang menahan diri dari kemewahan dan kenikmatan lainnya, untuk sejenak merasakan bagaimana hidup orang-orang yang kurang beruntung.

Puasa Ramadan hendak mengajarkan kita untuk menjadi lebih sabar dan pengertian. Saat kita merasakan lapar dan haus, kita belajar untuk menahan diri dari bereaksi secara negatif atau marah. Selain itu, kita juga belajar untuk bersabar dan memahami bahwa penderitaan ini hanyalah sementara, ketimbang penderitaan orang lain yang jauh lebih berat.

Dalam keadaan lemah dan lapar inilah kita belajar untuk menghargai nikmat-nikmat kecil yang seringkali kita abaikan. Di balik semua itu, terdapat keajaiban yang mengubah hati dan jiwa, yakni tumbuhnya rasa empati dan kasih sayang yang tulus terhadap sesama manusia. Itulah imbalan terbesar di balik kepedihan lapar dan dahaga yang kita rasakan.

Dari sinilah timbul rasa empati yang mendalam, ketika kita mulai memahami dan merasakan apa yang mereka alami. Dari rasa empati dan kasih sayang yang tumbuh, kita menyadari bahwa rejeki yang kita miliki seharusnya dibagikan dengan mereka yang kurang beruntung. Kita termotivasi untuk memberikan dengan ikhlas dan tanpa pamrih.

Ilustrasi sikap empati dan kasih sayang (Sumber: Tribunnews.com)
Ilustrasi sikap empati dan kasih sayang (Sumber: Tribunnews.com)
Ikhlas sendiri adalah kunci untuk membuat sedekah menjadi berkah. Ketika kita memberikan dengan ikhlas, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari orang lain, sedekah tersebut menjadi lebih berharga di mata Allah SWT. Puasa Ramadan telah melatih kita untuk ikhlas melalui rasa empati dan kasih sayang yang tumbuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun