Sultani
Sultani Freelancer

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Membangun Toleransi Lewat Zikir dan Refleksi dalam I'tikaf

31 Maret 2024   17:45 Diperbarui: 31 Maret 2024   17:53 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membangun Toleransi Lewat Zikir dan Refleksi dalam I'tikaf
Ilustrasi I'tikaf

 Membangun Toleransi Lewat Zikir dan Refleksi dalam I'tikaf

Oleh: Sultani

Dengan langkah tenang dan hati yang penuh harap, kita mengikuti jejak langkah Nabi Muhammad SAW menuju malam-malam terakhir Ramadan. Dalam irama zikir yang menggetarkan jiwa, terdapat sebuah perjalanan spiritual yang mengantar kita untuk menemukan cahaya toleransi yang bersinar terang di dalam I'tikaf. Mari kita jelajahi bagaimana praktik I'tikaf menjadi jalan kita menuju pembebasan dari konflik dan membangun jembatan toleransi yang kokoh di dalam diri kita.

I'tikaf adalah sebuah ritual khusus dalam agama Islam di mana seseorang mengisolasi diri dari dunia luar untuk berkonsentrasi dalam ibadah dan refleksi di dalam masjid selama sepuluh hari terakhir Ramadan. Dalam perjalanan spiritual selama fase terakhir Ramadan ini, kita dipandu pada waktu yang istimewa di mana pintu-pintu rahmat terbuka lebar dan pemahaman kita terhadap sesama menjadi semakin besar.

Di sinilah kesempatan untuk memperdalam toleransi menjadi sangat bermakna. Zikir dan refleksi yang dilakukan dalam I'tikaf akan menjadi pondasi bagi pembangunan toleransi yang kuat dalam diri kita.

Zikir atau mengingat kepada Allah merupakan salah satu aspek penting dari I'tikaf. Dengan mengulang nama-nama Allah atau ayat-ayat suci, kita memperkuat hubungan kita dengan Sang Pencipta dan merasakan kedekatan yang kuat. Zikir mengajarkan kita untuk fokus pada hal-hal yang penting, membebaskan pikiran dari distraksi dunia, dan meningkatkan kesabaran serta pengendalian diri.

Ilustrasi zikir (Sumber: Liputan6.com)
Ilustrasi zikir (Sumber: Liputan6.com)

Dalam suasana yang tenang dan hening di dalam masjid, zikir membawa kita pada kesadaran spiritual yang mendalam. Saat itulah kita larut dalam I'tikaf. Saat kita larut dalam suasana I'tikaf, kita diberi waktu yang berharga untuk merenung dan merefleksikan diri tentang perbuatan kita dan hubungan kita dengan orang lain.

Refleksi memungkinkan kita untuk melihat ke dalam diri sendiri dengan jujur dan membuka mata kita terhadap kebutuhan dan perspektif orang lain. Kita akan memahami perspektif orang lain dan menerima berbagai perbedaan dan keberagaman sebagai langkah pertama membangun toleransi. Integrasi zikir dan refleksi dalam I'tikaf ini dapat membangun fondasi yang kuat bagi toleransi di dalam diri kita sendiri.

Baca juga:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun