Puasa Hari Ke-20, Saatnya Tingkatkan Ibadah dan Muhasabah
Tidak terasa, Ramadan telah memasuki hari ke-20, menandakan bulan yang penuh berkah ini perlahan mendekati penghujungnya. Semoga bisa meninggalkan jejak perubahan dalam diri setiap Muslim yang menjalaninya dengan penuh keimanan.
Di awal Ramadan, semangat beribadah begitu membara, masjid-masjid penuh dengan jamaah yang melaksanakan tarawih, dan hati begitu ringan untuk bersedekah. Namun, seiring berjalannya waktu, tak sedikit yang mulai merasa lelah, baik secara fisik maupun spiritual.
Hari ke-20 menjadi titik penting untuk melakukan refleksi: sudah sejauh mana kita memanfaatkan bulan suci ini?
Banyak dari kita yang memasuki fase "zona nyaman" dalam beribadah di pertengahan Ramadan, menjalankan puasa, tarawih, dan tadarus dengan pola yang sama setiap harinya. Namun, di 10 hari terakhir ini, Allah justru memberikan kesempatan emas bagi kita untuk meraih keberkahan yang lebih besar.
Inilah saatnya untuk kembali menyusun niat, mengisi hari-hari terakhir Ramadan dengan lebih banyak ibadah, dan memperbaiki amalan yang mungkin belum maksimal. Sebab, di antara malam-malam yang tersisa, tersimpan satu malam yang lebih baik dari seribu bulan: Lailatul Qadar.
Maka, puasa di hari ke-20 ini menjadi pengingat bahwa waktu kita di bulan suci ini semakin terbatas. Kesempatan untuk memperbanyak pahala dan mendekatkan diri kepada Allah semakin sempit. Jangan sampai kita justru terlena dan melewatkan keistimewaan yang hanya datang sekali dalam setahun ini. Saatnya menyalakan kembali semangat ibadah dan memastikan bahwa Ramadan kita kali ini benar-benar meninggalkan jejak perubahan yang berarti.
1. Keutamaan 10 Hari Terakhir Ramadan
Hari ke-20 menandakan bahwa kita telah memasuki fase terakhir Ramadan, bagian yang paling istimewa dalam bulan penuh berkah ini. Rasulullah SAW sendiri selalu meningkatkan ibadahnya di 10 hari terakhir ini, bahkan beliau sampai mengencangkan ikat pinggangnya---sebuah ungkapan yang menunjukkan keseriusan dalam beribadah. Beliau tidak hanya memperbanyak salat malam, tetapi juga melakukan i'tikaf di masjid, menjauhi gangguan duniawi untuk lebih fokus kepada Allah.
Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman bahwa di dalam 10 hari terakhir ini terdapat Lailatul Qadar, sebuah malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Itu artinya, siapa pun yang beribadah pada malam itu akan mendapatkan pahala setara dengan ibadah selama lebih dari 83 tahun.
Kesempatan ini terlalu berharga untuk disia-siakan. Namun, Lailatul Qadar tidak memiliki tanggal pasti, sehingga Rasulullah mengajarkan kita untuk mencarinya di malam-malam ganjil, khususnya di 10 hari terakhir.
Content Competition Selengkapnya
Suka Duka Menyiapkan Sajian Idul Fitri
MYSTERY TOPIC
Mystery Topic 7
Surat Cinta untuk Ramadan Tahun Depan
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025