Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.
Tradisi Memberikan dan Menerima Bingkisan Lebaran
Tradisi Memberikan dan Menerima Bingkisan Lebaran
Saya bersama istri dan anak bungsu saat ini tinggal di Kalimantan Timur. Dua anak kami yang lain sudah bekerja di luar Kalimantan. Pada lebaran tahun 2024, anak-anak kami yang bekerja di luar Kalimantan itu akan berkumpul di Penajam, Kalimantan Timur.
Tentu saja saya merasa senang. Sebagai ayah dan orang tua akan berbahagia saat anak-anaknya dapat berkumpul pada waktu lebaran. Anak kedua kami, Arifin, masih lajang, alhamdulillah pada hari Senin (1/4/2024) sudah tiba di Penajam jelang azan Magrib.
Orang Tua Biasa Terima Bingkisan
Sebagai orang tua, kami biasa menerima bingkisan dari yang lebih muda. Bingkisan yang kami terima pada saat menjelang Idulfitri umumnya berupa kue kering, minuman botol, gula, teh, dan sejenisnya. Rata-rata berupa bahan makanan.
Bingkisan lebaran yang kami terima belum lama ini berasal dari keluarga besar SMP 7 PPU (Penajam Paser Utara), Kalimantan Timur. Bingkisan yang kami terima itu diserahkan pada saat kami diundang bukber pada hari Rabu (27/3/2024) di musala SMP 7 PPU. Pemberian bingkisan itu dalam rangka purnatugas saya sebagai pengawas sekolah disdikpora, PPU.
Pada tahun-tahun sebelumnya, bingkisan lebaran sering kami terima. Tentu saja, kami merasa bersyukur, sebagai orang tua masih diingat oleh pihak-pihak yang masih muda.
Orang Tua pun Perlu Memberikan Bingkisan
Meskipun posisi saya sebagai orang tua (ayah), saat ini, saya masih mempunyai orang tua (ibu kandung) yang masih sehat. Untuk itu, sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, sudah sewajarnya memberikan bingkisan kepada ibunda tercinta.
Bingkisan paling indah adalah sesuatu yang langsung diberikan pada saat sungkem seusai salat Idulfitri. Namun, hal itu tidak dapat kami lakukan pada tahun 2024 ini. Apa alasannya? Seperti sudah saya sampaikan pada awal tulisan, pada lebaran tahun 2024, dua anak kami akan berlebaran di Penajam, di rumah kami Kalimantan Timur. Sementara ibu kandung saya tinggal di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Daerah tempat anak-anak kami dibesarkan di Penajam sehingga wajarlah kalau mereka mudik ke Penajam. Bukan ke rumah neneknya di Jawa Tengah. Berbeda dengan saya yang dilahirkan di Jawa Tengah. Orang tua tinggal di sana. Kalau mudik, saya tentu ke rumah ibu kandung tercinta.