Susanto
Susanto Guru

Tergerak, bergerak, menggerakkan. Belajar terus dan terus belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menjaga Finansial Sehat dengan Menahan Diri di Bulan Ramadan

19 Maret 2024   23:43 Diperbarui: 19 Maret 2024   23:46 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga Finansial Sehat dengan Menahan Diri di Bulan Ramadan
Dokumen Susanto (Dibuat dengan Canva.com)

Hari ini, saya selesai melaksanakan ibadah puasa untuk hari yang kesembilan. Puji syukur, sejauh ini masih bisa menahan diri dari lapar,dahaga dan hal-hal yang membatalkan puasa, meskipun mungkin tidak sempurna.

Ya, para alim sudah mengajarkan bahwa puasa menurut syariat Islam adalah menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa. Waktunya dari terbit fajar (subuh) hingga terbenamnya matahari (Maghrib) dengan niat karena Allah. Pelaksanaan ibadah puasa itu sendiri memiliki syarat-syarat tertentu.

Secara syariat, puasa adalah menahan diri dari dari menahan haus dan lapar dan hal lain yang membatalkan. Namun seyogyanya dibarengi dengan menahan diri dari hal-hal yang diinginkan tetapi tidak mendesak.

Bayangkan, ketika seharian menahan lapar dan haus, tentu pada saat berbuka ingin mencicipi berbagai makanan atau biasa disebut takjil.

Takjil yang dijajakan menjelang berbuka puasa sangat menggoda untuk dinikmati. Godaan untuk membeli berbagai jajanan itu muncul akibat melihat kemasan maupun bentuknya sangat menarik.

Aneka kolak, es buah, es kelapa muda, berbagai jenis gorengan, kue-kue basah sangat menggoda untuk dicicipi sebagai pembatal puasa pada waktu Maghrib.

Bahkan, ramai di sosial media, semarak Ramadan diramaikan dengan "takjil war". Istilah takjil war dimunculkan warga net akibat umat muslim maupun nonmuslim (nonis, bahasa medsosnya) sama-sama berburu takjil.

Warga nonis tergiur untuk segera menikmati, sementara warga muslim membeli untuk membatalkan puasa. Karena tidak segera dimakan, kadang warga muslim membeli menjelang maghrib, alhasil mereka hanya mendapat 'sisa'.

Terlepas dari guyon 'takjil war' sebagai fenomena penyemarak bulan Ramadan, tanpa menahan diri siapa pun tergiur untuk membeli berbagai penganan yang disajikan.

Harga jajanan, rata-rata lima ribuan untuk makanan yang dikemas dalam gelas plastik atau bungkusan plastik gula sekiloan. Lauk makan dalam bentuk gulai/sayur masak bervariasi antara delapan hingga lima belas ribu. Gorengan masih ada yang bertahan pada angka seribu setiap satuan, ada pula yang lima ribu mendapat tiga buah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun