Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Dosen

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Happy Ramadhan 60: Literasi Keuangan di Saat Puasa

29 Maret 2024   06:23 Diperbarui: 29 Maret 2024   06:39 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Happy Ramadhan 60: Literasi Keuangan di Saat Puasa
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Di tengah gemuruh bulan Ramadhan yang penuh berkah, umat Muslim di seluruh dunia merayakan bulan suci ini dengan ibadah dan refleksi. Namun, di balik kegiatan ibadah yang kental, terdapat potensi besar untuk meningkatkan literasi keuangan dan keterampilan ekonomi. Seiring dengan puasa yang mengajarkan kedisiplinan dan pengendalian diri, Ramadhan dapat menjadi momentum yang tepat untuk memperkuat pemahaman tentang pengelolaan keuangan dan investasi yang bijaksana.

Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa literasi keuangan adalah kunci utama untuk mencapai kemandirian finansial dan stabilitas ekonomi. Data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa hanya sekitar 35% dari populasi dunia memiliki literasi keuangan yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak orang yang perlu diberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana mengelola uang dengan bijaksana.

Dalam konteks Ramadhan, puasa mengajarkan nilai-nilai penting seperti kesabaran, pengendalian diri, dan pengorbanan. Konsep-konsep ini dapat diterapkan secara langsung dalam pengelolaan keuangan. Misalnya, kesabaran dalam menabung untuk keperluan mendesak atau masa depan, pengendalian diri dalam mengelola pengeluaran agar tidak berlebihan, serta pengorbanan dalam menahan diri untuk menghindari pemborosan yang tidak perlu.

Salah satu aspek penting dari literasi keuangan adalah pemahaman tentang investasi. Di bulan Ramadhan, umat Muslim juga dianjurkan untuk melakukan amal dan bersedekah. Namun, konsep ini juga dapat diterapkan dalam konteks investasi. Mengalokasikan sebagian dari pendapatan untuk investasi jangka panjang, seperti saham syariah atau obligasi, merupakan bentuk investasi yang tidak hanya menguntungkan secara finansial tetapi juga berpotensi memberikan manfaat sosial melalui pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Selain itu, penting untuk memperhatikan pengelolaan utang selama bulan Ramadhan. Banyak orang cenderung meningkatkan pengeluaran mereka selama bulan ini untuk keperluan seperti berbelanja makanan dan hadiah. Namun, tanpa perencanaan keuangan yang baik, ini bisa mengakibatkan penumpukan utang yang tidak terkendali. Oleh karena itu, penting untuk membuat anggaran yang realistis dan menghindari membeli barang-barang yang tidak diperlukan.

Dari perspektif ekonomi Islam, Ramadhan juga mengajarkan nilai-nilai seperti keadilan, kebersamaan, dan tanggung jawab sosial. Prinsip-prinsip ini dapat diterapkan dalam pengelolaan keuangan sehari-hari, termasuk dalam hal berbagi kekayaan dengan mereka yang membutuhkan dan berinvestasi dalam proyek-proyek yang memberikan manfaat sosial bagi masyarakat.

Namun, tantangan yang dihadapi oleh banyak umat Muslim dalam membangun literasi keuangan adalah kurangnya akses terhadap pendidikan dan sumber daya yang diperlukan. Menurut laporan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi keuangan di Indonesia masih rendah, dengan hanya sekitar 29% dari populasi yang memiliki literasi keuangan yang memadai.

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan upaya yang lebih besar dari pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat secara keseluruhan. Pemerintah dapat meningkatkan akses terhadap pendidikan keuangan melalui program-program pendidikan dan pelatihan yang terjangkau dan mudah diakses. Lembaga keuangan juga dapat memainkan peran penting dalam memberikan akses terhadap produk-produk keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah dan mendukung pengembangan literasi keuangan.

Di samping itu, masyarakat juga perlu aktif dalam meningkatkan literasi keuangan mereka sendiri melalui pembelajaran mandiri dan keterlibatan dalam program-program literasi keuangan yang tersedia. Ini termasuk mengikuti seminar, mengikuti pelatihan, dan membaca literatur tentang pengelolaan keuangan dan investasi.

Dengan memanfaatkan momentum bulan Ramadhan, kita dapat membangun keterampilan ekonomi yang kuat dan meningkatkan kesejahteraan finansial kita sendiri serta masyarakat secara keseluruhan. Dengan memahami nilai-nilai yang diajarkan oleh puasa dan menerapkannya dalam pengelolaan keuangan, kita dapat mencapai tujuan keuangan kita dengan lebih efektif dan berkelanjutan.

Ramadhan bukan hanya tentang ibadah dan refleksi spiritual, tetapi juga merupakan kesempatan untuk memperkuat literasi keuangan dan keterampilan ekonomi kita. Dengan memanfaatkan nilai-nilai yang diajarkan oleh bulan suci ini, kita dapat membangun fondasi yang kuat untuk kesejahteraan finansial dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun