Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!
Pesan Ramadan, Jangan Gampang Melupakan Kebaikan Orang Lain
Salah satu hikmah puasa itu "jangan gampang melupakan kebaikan orang lain". Lagi di jalan jelang bedug maghrib, ada yang membagi-bagikan takjil. Lagi menikmati rasa lapar, ada yang mengajak ke masjid. Bahkan saat berbuka puasa pun, ada orang yang memberi makanan. Alhamdulillah, itu semua contoh kebaikan yang diperbuat orang lain kepada kita.
Jangan gampang melupakan kebaikan orang lain. Jangan mudah menutup mata atas jasa orang lain. Apapun alasannya, sebenci apapun kita pada orang itu. Karena agama Islam mengajarkan untuk menjadikan semua hidup kita; perbuatan, ucapan, dan bahkan setiap hembusan nafas sebagai ibadah. Termasuk ketika kita diberi kebaikan atau memberi kebaikan. Justru perintahnya, jangan gampang melupakan kebaikan orang lain. Lebih baik gampang melupakan kebaikan diri sendiri yang pernah diberikan kepada orang lain.
Pandai-pandailah mengingat kebaikan orang lain. Tidak ada salahnya, agar kita bisa bersyukur. Karena masih dilingkupi orang-orang baik. Jujur saja, hari ini susah mencari orang baik. Terhindar dari orang jahat saja sudah bersyukur. Apalagi bertemu dengan orang baik, maka jangan gampang melupakannya. Dan ketahuilah, Allah SWT sangat murka kepada orang-orang yang mudah melupakan kebaikan orang lain. Apalagi untuk para istri, bila mudah melupakan kebaikan suaminya malah diganjar neraka. Maka sekali lagi, jngan pernah melupakan kebaikan orang lain.
Jangan gampang melupakan kebaikan orang lain. Apalagi orang yang kesehariannya jelas dan nyata. Dia bukan koruptor, bukan pemabuk, bukan penjudi, bukan pula pembual yang hanya "gede omong" tanpa aksi nyata. Sehari-harinya pun jelas bukan bingung nggak karuan. Maka hati-hati, jangan pernah meremehkan sedikit pun orang yang telah berbuat baik pada kita.
Seperti saya saat mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka tahun 2017, selalu menghormati orang-orang dan lembaga yang baik yang ikut mendukung. Mulai dari Asosiasi DPLK, Ciptadana Asset Management, Bank CIMB Syariah, Pertalife Insurance, Bank Sinarmas, Pacific Life Insurance, Chubb Life, dan AAI Perancis. Begitu pula orang-orang baik seperti wali baca, relawan, sahabat dan komunitas yang selalu ber-CSR dan membuat aktivitas di TBM Lentera Pustaka hingga berkembang pesat seperti sekarang. Di taman bacaan, saya sangat belajar untuk selalu menghormati dan mendoakan orang-orang baik. Sekalipun masih ada saja orang jahat yang kerjanya mengganggu TBM Lentera Pustaka, tapi biarkan saja.
Tapi percayalah, sesuatu yang dimulai dengan kebaikan pasti akan berbuah kebaikan pula. Itu sudah hukum alam. Bila hasilnya belum baik pun itu bukan akhir dari perjuangan. Tapi menjadi bagian dari proses untuk berbuat lebih baik. Sekali lagi, jangan pernah menutup mata atas kebaikan yang telah dibuat orang lain.
Dan ketika masih ada orang-orang yang bertindak jahat, abaikan saja dan teruslah melangkah. Karena mereka pasti tidak lebih baik dari kita. Hormati orang-orang baik di sekitar kita. Sambil tetap terus memperbaiki diri sendiri. Agar lebih baik dan lebih bermanfaat. Toh, orang-orang yang menabur kebaikan dengan mencucurkan air mata, pada akhirnya akan menuai kebaikan yang telah ditaburkannya.
Pesan ramadan, jangan gampang melupakan kebaikan orang lain. Karena di situ, ada akhlak dan adab. Salam literasi #NgabubuRead #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka