Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara
Bukber Virtual Tetap Seru, Kembali Pada Niat dan Motivasi
belum bisa membayangkan sih bagaimana rasanya bukber secara virtual. Pastinya melalui aplikasi technologi komunikasi yang bisa memunculkan suara dan gambar. Atau cukup saling mengucapkan selamat berbuka puasa dengan mengirimkan foto menu makanan untuk berbuka di masing-masing tempat melalui sebuah grup whatshap???
Andai pandemi tidak menjadi momok bagi berkumpulnya sekelompok orang, sudah pasti puasa kali ini padat dengan acara buka puasa bersama. Meski di Ramadan tahun kedua selama wabah Korona melanda, masyarakat jauh lebih berani untuk berkumpul dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
Sejatinya apa sih makna dibalik kita menghadiri buka puasa bersama? Apakah hanya karena menu makanan yang disediakan yang bisa disantap secara cuma cuma atau ada motivasi lainnya.
Misalnya saja, saya dulu kerap berbuka puasa secara cuma-cuma di masjid Istiqlal. Tapi yang menjadi catatan penting adalah, bukan semata faktor menu masakannya. Tapi agar bisa menjalani rangkaian ibadah shalat taraweh, Tadarus hingga qiyamul lail/shalat malam.
Pun dulu sewaktu saya masih tinggal di Daerah kerap hadir di acara bukber bersama kompasianers di Jakarta. Karena ada agenda Nangkring, acara offline yang menyertai dan biasanya temanya menarik.
Jadi meski saya belum bisa membayangkan teknis bukber secara virtual, bagi saya tetap seru juga sepertinya. Pastinya tidak ujug-ujug langsung makan bersama dihadapan kamera kan ya?! Harus ada acara pendahuluan baik itu berupa webinar kesehatan, kecantikan, atau malah masak memasak menjelang waktu berbuka.
Nah, saatnya berbuka hasil masakan tersebut bisa menjadi menu untuk berbuka puasa. Apalagi kalo ada kejutan berupa doorprise dengan foto masakan paling menarik. Atau bisa juga diisi dengan kuis berhadiah. Lumayan kan kalo dapat uang digital, bisa buat pesan menu berbuka puasa secara online.
Itu sih jika memang acara bukber Virtual motifnya hanya untuk sekedar dapat makanan gratis. Berbeda halnya jika bukber virtual dimaknai lebih dari sekedar makan bersama. Melakukan video call kepada sanak saudara a saat adzan Maghrib dan bertanya mereka berbuka puasa dengan menu apa, itupun sebentuk bukber virtual bukan?!
Atau ketika ada rekan terkasih ada yang mengucap selamat berbuka puasa, itupun bagian dari makna lain bukber virtual. Intinya sih segala sesuatu yang menyertai kita secara virtual ketika kita hendak berbuka puasa. Itu satu cara sederhana dalam memaknai bukber virtual.
Kompasiana, Perlu Coba Adakan Bukber Virtual