Berpuasa bagi Penderita Penyakit Maag
BERPUASA BAGI PENDERITA PENYAKIT MAAG
Isna Dela Aprilidia (215040200111210) 1 , Tharisa Quilla Azizah (215040200111213) 2
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.
ABSTRACT
In the month of Ramadan, Muslims fast from sunrise to sunset. Fasting is holding back everything that can break the fast such as eating, drinking and others from sunrise to sunset. Fasting has been shown to have positive benefits for the body, however, it raises concern for people with gastric disease because holding back food for a day can cause stomach ulcers to recur. Therefore it takes an effort to avoid heartburn that will occur during the month of Ramadan, namely by consulting a doctor, choosing the right food and drink and avoiding things that can cause gastric disease.
Key Words : Gastric, Ramadan, Fasting
ABSTRAK
Pada bulan ramadhan, penganut agama islam melaksanakan puasa dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa yakni menahan segala hal yang dapat membatalkan puasa seperti makan, minum dan lainnya dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Berpuasa telah tebukti memiliki manfaat posisitf bagi tubuh namun, menimbulkan kekhawatiran bagi penderita penyakit maag karena menahan makan selama sehari dapat menyebabkan sakit maag kumat. Oleh karena dibutuhkan sebuah upaya untuk menghindari sakit maag yang akan terjadi pada saat bulan ramadhan yaitu dengan melakukan konsultasi dengan dokter, memilih makanan dan minuman yang tepat dan menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit maag.
Kata kunci : Maag, Ramadhan, Puasa
PENDAHULUAN
Manusia tentunya memiliki agama atau kepercayaan. Agama sendiri memiliki arti sebagai sistem yang mengatur tata keimanan dan pribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Salah satu agama yang ada yaitu agama islam. Dalam agama islam sendiri terdapat satu bulan yang sangat dinanti yaitu bulan ramadhan. Bulan ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan pendidikan, kepedulian sosial sekaligus bulan yang penuh dengan kepekaan diri seorang hamba atas intruksi Allah SWT. Pada bulan ramadhan ini penganut agama islam melaksanakan puasa dengan menahan segala hal yang dapat membatalkan puasa seperti makan, minum dan lainnya dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Dengan menahannya makan dan minum yang terbilang cukup lama hal ini menjadi perbincangan bagi penderita maag. Penderita maag atau gatritis di Indonesia terbilang cukup banyak, dikuatkan dengan hasil WHO yang mengatakan bahwa angka kejadian maag di Indonesia mencapai 40,8% dan menempati urutan ke empat dengan jumlah penderita penyakit maag terbanyak yaitu 430 juta penderita maag. Menurut hasil penelitian dan pengamatan Departemen Kesehatan RI ada banyak kota yang tingkat penderita maagnya tinggi yaitu di kota Medan yang mencapai 91,6%, Denpasar 46%, Jakara 50%, Palembang 35,35%, Bandung 32,5%, Aceh 31,7%, Pontianak 31,2% dan Surabaya 31,2% (Dewantoro, 2019 : 2).
Berdasarkan profil kesehatan di Indonesia tahun 2012, gastritis merupakan salah satu penyakit dalam 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kasus 30.154 kasus (Novitasary, 2017 : 2). Umumnya penyakit maag ini diderita oleh kalangan remaja yang disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur, gaya hidup, dan aktivitas yang meningkat sehingga tidak sempat untuk mengatur pola makannya dengan baik. Selain faktor pola makan yang buruk dan gaya hidup, penyakit maag juga dapat disebabkan karena kebiasaan mengonsumsi kafein, makanan pedas ataupun alkohol yang berlebihan. Gejala yang dirasakan pada penyakit maag ini terdapat berbagai macam diantaranya yaitu nyeri pada ulu hati, mual, muntah, lemas, nafsu makan menurun, wajah pucat, keluar keringat dingin, sering sendawa dan dapat muntah darah apabila kondisinya sudah parah.
PEMBAHASAN
Berpuasa telah tebukti memiliki manfaat posisitf bagi tubuh, antara lain membantu menurunkan berat badan, sistem pencernaan bersih, dan meremajakan sel-sel yang membuat tubuh kebal. Namun, tetap saja timbul kekhawatiran bagi penderita penyakit maag karena menahan makan selama sehari dapat menyebabkan sakit maag kumat
Lalu, apa penyakit maag itu?
Penyakit maag atau gastritis merupakan gejala penyakit akibat meningkatnya keasaman lambung, rasa tidak nyaman di perut, seperti perut terasa penuh, rasa panas pada perut bagian atas, serta kembung. Gejalanya terasa saat makan atau setelahnya.
Secara umum, sakit maag disebabkan oleh luka terbuka yang terjadi di lapisan dalam lambung (tukak lambung), infeksi bakteri Helicobacter pylori, efek samping konsumsi obat antiinflamasi non-stereoid (OIANS) dan stress. Maag dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani dengan baik. Penyakit ini terjadi pada lambung akibat peradangan pada dinding lambung. Peradangan ini disebabkan karena pola makan yang tidak teratur, mengkonsumsi minuman berkafein, ataupun sering mengonsumsi alkohol. Gejala yang dirasakan pada penyakit maag ini terdapat berbagai macam diantaranya yaitu nyeri pada ulu hati, mual, muntah, lemas, nafsu makan menurun, wajah pucat, keluar keringat dingin, sering sendawa dan dapat muntah darah apabila kondisinya sudah parah
Lantas, apakah penderita sakit maag boleh berpuasa?
Penderita penyakit maag boleh berpuasa tetapi tetap berhati-hati karena kebiasaan pola makan akan berubah sehingga tubuh perlu beradaptasi dengan pola makan saat sedang berpuasa. Menurut beberapa penelitian bahkan mengatakan bahwa gejala penyakit maag dapat membaik ketika berpuasa, namun hal tersebut belum tentu berlaku untuk semua penderita, terutama pengidap maag kronis. Sehingga jawaban yang tepat adalah pengidap penyakit maag sebaiknya berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu, guna mengantisipasi penderita maag kronis semakin parah gejalanya.
Jika boleh berpuasa, bagaimana tips puasa bagi penderita penyakit maag?
Supaya maag tidak kambuh saat seseorang melaksanakan ibadah puasa, sebaiknya menerapkan sejumlah langkah sebagai berikut:
1. Memilih makanan dan minuman yang tepat
Pilihlah makanan-makanan yang dapat meredakan gejala maag, seperti:
- Makanan tinggi serat, contohnya nasi merah, roti gandung, buah, sayur dan kacang-kacangan
- Makanan mengandung probiotik, contohnya tempe,miso,kimchi dan yoghurt
- Makanan rendah lemak, contohnya ikan dan dading ayam tanpa kulit
- Buah-buahan yang tidak asam, contohnya pisang, pir,apel, dan lain-lain
2. Hindari makanan dan minuman yang memicu gejala maag
- Makanan asam
- Makanan pedas
- Makanan berlemak
- Minuman bersoda
- Minuman berkafein
3. Tidak makan dengan porsi berlebihan
Makan banyak sekaligus dapat membuat perut terlalu penuh sehingga memicu rasa begah hingga maag. Oleh karena itu, tips berpuasa bagi penderita maag adalah jangan makan terlalu banyak secara bersamaan.
4. Kunyah makanan dengan perlahan-lahan
Menghabiskan makanan terlalu cepat bisa membuat banyak udara masuk ke saluran pencernaan sehingga sakit maag terjadi. Itu yang menyebabkan mengunyah makanan dengan perlahan termasuk tips berpuasa bagi penderita penyakit maag yang perlu diterapkan.
5. Hindari merokok dan konsumsi obat maag
Kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko sakit maag dan asam lambung naik (GERD). Mengonsumsi obat pereda nyeri (analgesic) secara rutin pun dapat menyebabkan iritasi pada lambung, terutama lambung yang kosong selama puasa. Hal ini akan meningkatkan risiko saat maag.
6. Kelola stress dengan baik
7. Jangan langsung tidur setelah makan
Tidur segera setelah makan bisa menjadi salah satu pemicu nyeri ulu hati serta sakit maag. Idealnya, anda perlu menunggu 2-3 jam sehabis makan agar makanan sudah dicerna dan mengalir dari lambung ke usus halus.Sebagai alternatif bagi orang yang tidak bisa menahan kantuk, Anda bisa mencoba untuk tidur denga posisi kepala lebih tinggi. Misalnya, menyangga kepala dengan dua bantal atau tidur setengah duduk. Posisi tidur tersebut bisa membantu dalam mencegah agar makanan tidak kembali naik ke kerongkongan. Dengan ini, gejala seperti nyeri ulu hati dan maag bisa dihindari.
KESIMPULAN
Penyakit maag atau gastritis merupakan gejala penyakit akibat meningkatnya keasaman lambung, rasa tidak nyaman di perut, seperti perut terasa penuh, rasa panas pada perut bagian atas, serta kembung. Gejalanya terasa saat makan atau setelahnya. Perubahan kebiasaan pola makan pada saat menjalankan ibadah puasa adalah salah satu masalah bagi penderita penyakit maag. Namun, berpuasa tetap boleh dilakukan setelah mendapat saran dari dokter guna menghindari hal yang tidak diinginkan. Setelah mendapatkan izin berpuasa, sebaiknya penderita penyakit maag melakukan 7 tips berpuasa bagi penderita penyakit maag supaya tetap dapat menjalankan ibadah puasa tanpa merasakan kambuh maag, yaitu dengan memilih makanan dan minuman yang tepat, menghindari makan dan minuman yang dapat memicu gejala sakit maag, tidak makan dengan porsi berlebihan pada saat sahur dan berbuka puasa, mengunyah makanan dengan perlahan-lahan saat makan, menghindari rokok dan konsumsi obat pereda nyeri, mengelola stress dengan baik dan tidak langsung tidur setelah makan.
DAFTAR PUSTAKA
Novitasary, A., Yusuf, S., dan Cece, S, I. 2017. Faktor Determinan Gastritis Klinis Pada Mahasiswa Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2(6) : 1-11.
Dewantoro, Agung. 2019. Hubungan Pola Makan Dan Pemakaian Obat Anti Inflamasi Dengan Kejadian Gastritis Di Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2016. Jurnal Farmacia, 1(2) : 1-6.