Puisi: Senja Tak Lagi Memintal Rindu
Ketika senja menggantung lesu,
terlihat wajah langit tersenyum sendu,
menatap kepergian bayang dirimu,
tinggalkan kenangan berselimut pilu.
Angin dingin perlahan menyapa kalbu,
sebagai pengingat senja akan berlalu
berlari dalam pelukan sang waktu,
melepas jingga tanpa merasa ragu.
Lautan jelaga yang membelenggu,
melepas jubah kenangan penuh debu,
tak ada lagi bilik rindu yang mengadu
mengoyak sepi kian membisu.
Genangan pekat mulai mengetuk pintu,
menawarkan kehangatan cinta palsu,
dalam secangkir bayangan semu,
membuat lara tersengal rindu mencandu.
Meski senja kini tak lagi memintal rindu,
barisan awan pun telah mengabu,
namun kasih setia tetap menunggu,
sekadar bercanda meski tak selepas dahulu.
Baca juga Puisi: Ramadan, Telah Hadir Menyapa
@senimelipatluka, 19 Maret 2025
#Tulisan ke-20 Tahun 2025
#Puisi ke-14 Tahun 2025
#Artikel ke-6 Tahun 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI