Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Guru

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Di Balik Pandemi Covid-19, Pasti Ada Harapan

27 April 2020   20:36 Diperbarui: 27 April 2020   20:40 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Balik Pandemi Covid-19, Pasti Ada Harapan
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Hidup ini adalah misteri
yang takkan bisa dimengerti 
Kadang hujan badai datang menakutkan
Namun adakala pelangi hadir memberi harapan

Begitu penggalan lirik lagu yang dinyanyikan Gisella Anastasia. Setuju dengan lagu tersebut. Hidup itu adalah misteri, tidak ada satu orang pun yang tahu akan hari esok. 

Bahkan siapa yang tahu kalau awal Maret kemarin adalah babak awal kesedihan bagi bangsa kita. Tepatnya, semenjak pemerintah mengumumkan bahwa sudah ada warga negara Indonesia yang terpapar virus corona. Bahkan hingga sekarang, semakin banyak saja warga yang terpapar, begitu pula dengan daerah penyebarannya yang semakin meluas.

Sekarang sudah memasuki bulan Ramadan, permasalahan pandemi Covid-19 belum terselesaikan. Semua tentu berharap agar segera ada solusi. Bahkan umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa dan akan disusul hari kemenangan, Idul Fitri, tentu masih berharap dapat menjalaninya seperti sediakala.

Mungkin sebelumnya, sudah banyak orang yang merancang dan merencanakan lebaran tahun ini dengan baik. Ada yang telah merencanakan tempat merayakan hari lebaran, merayakan hari lebaran tersebut bersama siapa, bahkan kapan akan memboyong keluarga untuk mudik dan bersilaturahmi dengan keluarga besar ke kampung halaman.

Ternyata apa yang dirancang dan direncanakan manusia, berbeda dengan yang diharapkan atau kenyataan.

Semua orang ternyata masih harus menjalankan "social distancing". Bagi sebagian daerah telah ditetapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kondisi ini memang tidak menyenangkan. Karena ada yang harus mengubah semua rencana, membatalkan perjalanan mudik ke kampung halaman, dan memilih untuk berdiam diri di rumah saja.

Beribadah di rumah, bekerja di rumah dan belajar di rumah merupakan anjuran pemerintah yang telah digaungkan sejak awal wabah ini.

Siapa yang tidak sedih, bahkan mungkin ada yang sampai ingin berontak dan menjerit. Tetapi ini semua adalah demi kebaikan bersama. Melakukan setiap prosedur yang diterapkan pemerintah tentu akan membantu penyelesaian masalah pandemic Covid-19 agar segera berakhir. Tentu tidak ada yang mengharapkan masalah ini berlangsung lama.

Terkadang hidup itu sering kita tidak mengerti, bahkan kita baru mengerti belakangan hari. Mungkin besok, lusa, bulan depan atau tahun depan. Sesungguhnya yang sempurna mengerti kehidupan itu sendiri adalah Tuhan. Tuhan yang memberikan kehidupan, yang memilihara, dan yang akan mengambil kehidupan itu kembali. Untuk itu sikap berserah adalah pilihan hidup satu-satunya.

Memang, "kadang hujan badai datang menakutkan", kata lirik ketiga lagu tersebut. Bahkan saya menganalogikannya seperti kondisi orang yang tidak tahu berenang atau hampir tenggelam. Di dalam air kakinya sudah jinjit dan airnya persis berada dibawah hidung. Hidup antara pasrah dan memohon pertolongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun