Tiffany Syabillah
Tiffany Syabillah Mahasiswa

Seorang mahasiswa Jurnalistik, antusias dalam membahas topik terkait psikologi dan perempuan.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Selayang Pandang Tunjangan Hari Raya, Akar, dan Kebermanfaatannya

16 April 2024   21:30 Diperbarui: 16 April 2024   21:32 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selayang Pandang Tunjangan Hari Raya, Akar, dan Kebermanfaatannya
Ilustrasi bagi-bagi amplop THR. (Sumber: Getty Images/simon2579)

Sri (50), seorang karyawan sebuah perusahaan swasta mengaku, adanya pemberian THR menambah semangatnya dalam bekerja.

“Saya biasa dikasih sekitar seminggu sebelum lebaran. Kalau udah dikasih THR tuh, rasanya semua kerjaan pengen diselesaikan hari itu juga,” jawabnya.

Sri bersyukur atas adanya kebijakan pemberian THR ini. Apalagi, Ia memiliki pekerja di rumahnya dan sanak saudara yang selalu diberikan amplop setiap hari lebaran tiba.

“Saya nggak bisa kasih tahu berapa THR yang saya dapat dari kantor, tetapi saya sendiri bisa habis 2-2,5 juta buat bagi-bagi THR ke pekerja-pekerja dan keponakan-keponakan saya. Itu pun masih sisa cukup untuk saya tabung.” katanya saat ditanyakan mengenai jumlah THR yang didapatnya.

Di sisi lain, Najwa (14) seorang siswa SMP yang tiap tahunnya selalu mendapatkan amplop THR juga senang setiap hari lebaran tiba.

“Biasanya, tiap lebaran, saya suka dapat 500 ribu atau bahkan lebih. Jumlah uang yang dikasih dari tiap orangnya juga suka beda-beda, ada yang kasih 5 ribu sampai 150 ribu.” pungkasnya.

Uang yang Najwa dapatkan dari amplop THR digunakan untuk membeli baju atau pun barang keinginannya. “Kalau ditabung jarang sih, karena uangnya habis duluan dibelanjain. Tahun ini dibeliin peralatan makeup sama baju.”

Bagi penerima, menerima amplop THR bukan hanya soal uang, tetapi juga mengandung nilai apresiasi dan ucapan terima kasih. Menerima amplop THR dengan hati yang tulus adalah bagian dari menghargai upaya yang telah dilakukan oleh pemberi.

“Udah budaya aja sih tahun ke tahun (amplop THR) di keluarga besar, hal yang paling ditunggu-tunggu banget waktu kumpul-kumpul.”

Namun, tak jarang juga ada keluarga yang tidak membudayakan pemberian amplop THR. Berbagai alasan didapati, ada yang tidak begitu berkecukupan, ada yang memang tidak membiasakan tradisi tiap tahun ini di keluarganya, serta alasan-alasan lain.

Salah satunya ada Alvin (23), seorang mahasiswa. Alvin menyebutkan, keluarganya memang tidak biasa memberikan amplop THR setiap lebaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun