Ramadan, Saatnya Meraih Kemuliaan
Kalau saja Anda mendengar bahwa sebuah butik ternama mengadakan diskon besar-besaran sampai 90%, saya yakin Anda akan segera berburu pakaian di butik tersebut.
Begitupun kalau Anda mendapat info bahwa toko elektronik terkenal mengadakan diskon untuk merk-merk tertentu sampai 95%, saya pun yakin Anda akan segera berebut dengan pembeli lainnya, untuk mendapatkan barang elektronik dengan harga lebih murah.
Menurut saya, itulah gambaran sederhana yang seharusnya kita lakukan saat memasuki bulan Ramadan. Antusias, semangat berburu (pahala), tidak mau kalah oleh orang lain.
Kata Ramadan di dalam al-Quran disebutkan di ayat 185 surat al-Baqarah, menyertai ayat yang mendasari kewajiban setiap Muslim untuk berpuasa (ayat 183).
"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS. Al-Baqarah: 185)
Ada dua hal penting yang dimiliki bulan Ramadan -- yang tidak dimiliki sebelas bulan lainnya -- yaitu, bulan diwajibkannya berpuasa (ayat 183) dan bulan saat Allah Swt menurunkan Al-Quran. Sehingga jelas, kalau bulan Ramadan diberi gelar Sayyidush Syuhur atau penghulu semua bulan.
Selain gelar tersebut, Ramadan pun memiliki nama-nama istimewa. Ahmad Syarifuddin dalam bukunya 'Puasa Menuju Sehat Fisik-Psikis' menyebutkan ada sepuluh sebutan untuk bulan Ramadan. Yaitu:
1. Syahrus Shiyam (bulan puasa)
2. Syahrul Quran (bulan diturunkannya Al-Quran)
3. Syahrul Mubarak (bulan penuh keberkahan)
4. Syahru A'laa' (bulan penuh kenikmatan)
5. Syahrut Tilawah (bulan membaca Al-Quran)
6. Syahrus Shabri (bulan kesabaran)
7. Syahrur Rahmah (bulan kasih sayang)
8. Syahrul Muwasah (bulan kedermawanan)
9. Syahrun Najah (bulan keselamatan dari azab neraka)
10. Syahrul Jud (bulan bermurah tangan/dermawan)
Arti Ramadan sendiri secara bahasa berasal dari kata Romadh yang artinya 'panas menyengat atau membakar'. Dinamakan seperti itu memang pada bulan itu sinar matahari lebih menyengat dibanding bulan-bulan lainnya.
Menurut Imam Al-Qurthubi, dalam tafsirnya, menjelaskan bahwa dinamakan bulan Ramadan karena ia menggugurkan (membakar) dosa-dosa dengan amal saleh.
Melihat keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki bulan Ramadana, sebagaimana dijelaskan di atas, seharusnya menjadi daya tarik -- melebihi daya tarik diskon 90% butik ternama -- bagi kita untuk memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan di bulan Ramadan.
Sungguh sangat rugi kalau kita melewati bulan Ramadan begitu saja. Tanpa ada peningkatan iman dan takwa melalui peningkatan ibadah.
Ada lima 5 golongan yang merugi di bulan Ramadan, yaitu:
1. Orang yang menganggap biasa bulan Ramadan, menganggap sama saja dengan bulan-bulan yang lainnya.
2. Orang yang bersikap alim (rajin ibadah, berpenampilan islami) hanya di bulan Ramadan.
3. Orang yang berpuasa hanya sebatas menahan lapar dan dahaga, sementara pandangan, syahwat tetap tidak dijaga.
4. Orang yang tidak memanfaatkan waktu di bulan Ramadan untuk hal-hal yang bernilai ibadah.
5. Orang yang tetap melakukan maksiat di bulan Ramadan.
Sungguh sangat merugi kalau kita termasuk salah satu kriteria di atas. Apalagi kalau kelimanya ada dalam diri kita.
Padahal di bulan Ramadan -- melalui ibadah puasa -- Allah membuka peluang kepada kita untuk menjadi orang yang mulia di sisi-Nya. Yaitu menjadi orang bertakwa. Sebagaimana firman-Nya di surat Al-Hujurat ayat 13.
"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling takwa di antara kamu".
Dan ibadah puasa bertujuan menjadikan kita menjadi orang yang bertakwa, sebagaimana kalimat akhir di surat Al-Baqarah ayat 183,
"La'allakum tattaquun" (agar kamu bertakwa).
Mari kita gapai kemuliaan di sisi Allah Swt dengan melaksanakan ibadah puasa, serta dengan memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan yang ada di bulan Ramadan ini untuk melakukan aktivitas yang diridai Allah Swt, sehingga dicatat oleh-Nya sebagai aktivitas ibadah.