wahyu kiwidartik
wahyu kiwidartik Guru

Hobi membaca, berkebun, dan kuliner. Pencinta dan penggiat literasi di lingkungan sekolah. Konten dibuat untuk menyalurkan hobi mengolah kata dan bermain kata.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Mental Health dengan Tujuh Keajaiban Dunia

13 Maret 2025   12:17 Diperbarui: 13 Maret 2025   12:17 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mental Health dengan Tujuh Keajaiban Dunia
7 Keajaiban Dunia (Sumber  : dokumen pribadi)

Berbicara tentang bulan puasa, tak akan luput dari yang namanya kesehatan, baik itu kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani. Kesehatan jasmani yaitu kondisi fisik yang baik dan normal, sehingga tubuh dapat berfungsi secara optimal. Kesehatan jasmani dapat dicapai dengan menjaga pola makan yang sehat dan bergizi dan melakukan aktivitas fisik. Sedangkan kesehatan mental, atau 'mental health', merujuk pada kondisi kesejahteraan emosi, psikologis, dan sosial seseorang yang memengaruhi bagaimana cara berpikir, merasakan sesuatu, dan bertindak.

Sepuluh hari pertama Ramadhan merupakan hari-hari yang penuh dengan tantangan. Mengapa demikian? Karena di fase ini tubuh dalam tahap beradaptasi dari perubahan pola makan dan minum menjadi terbatas dan baru bisa dilakukan saat berbuka puasa, juga waktu istirahat. Terjadinya penurunan kadar gula darah dalam tubuh, sehingga terasa lemas, rasa lapar yang intens, denyut jantung dan tekanan darah yang menurun, serta susah tidur.

Sebuah pertanyaan mengelitik "Apakah gejala diatas mempengaruhi berpuasa?"

Jawabnya maybe yes or maybe no! Tetapi bagi sebagai umat muslim sangat disayangkan jika sampai bolong, karena melewatkan bulan penuh berkah dan ampunan ini. Terkecuali keadaan sakit atau dalam kondisi tertentu yang memang jika dipaksakan akan berakibat fatal bagi kesehatan. Agar fiksik tetap prima dan semangat 45 yuk jaga kesehatan mental dengan 7 keajaban dunia, yaitu :

1) Bisa melihat

Jangan melihat keatas, tetapi lihatlah orang-orang yang dibawah kita! Dengan begitu akan membentuk pribadi penuh syukur pada diri kita.

2) Bisa mendengar

Mayoritas orang ingin didengar. Cobalah sekali-kali menjadi pendengar yang baik untuk orang yang bercerita tentang keluh kesahnya. Hal ini akan membuka cakrawala pemikiran kita atas permasalahan orang lain, dan bisa jadi ternyata kita lebih beruntung dari mereka.

3) Bisa menyentuh

Bersyukurlah masih bisa bersentuhan dengan orang yang kita sayangi dan kasihi. Jauh diluar sana, tak sedikit orang yang menyesal telah menyia-nyiakan waktu dengan orang terkasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

24 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG

MYSTERY TOPIC

Gadai Peduli Solusi Keuangan Masyarakat

pegadaian  blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 22 
25 Mar 2025

Kasih Bocoran Outfit Lebaran

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 23
26 Mar 2025

MYSTERY CHALLENGE

Instagram Reels
Reportase Kondisi Pasar Jelang Lebaran

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 24
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun